kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Gangguan Operasional Tekan Kinerja BUMA Internasional Grup (DOID), Ini Saran Analis


Kamis, 02 Oktober 2025 / 05:00 WIB
Gangguan Operasional Tekan Kinerja BUMA Internasional Grup (DOID), Ini Saran Analis
ILUSTRASI. Kontraktor pertambangan batubara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Foto Dok DOID. Gangguan operasional cukup mempengaruhi kinerja keuangan PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) pada semester I-2025. Simak rekomendasi sahamnya.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gangguan operasional cukup mempengaruhi kinerja keuangan PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) pada semester I-2025. Peluang bagi DOID untuk memulihkan kinerja masih terbuka, meski tekanan di industri batubara masih jadi ancaman utama bagi emiten kontraktor pertambangan tersebut.

Sebagaimana diketahui, pendapatan DOID terkoreksi 15% year on year (yoy) menjadi US$ 730 juta pada semester I-2025. Penurunan pendapatan ini sangat dipengaruhi oleh berkurangnya overburden removal sebesar 23% yoy menjadi 209 juta bcm. Begitu pula produksi batubara DOID ikut menyusut 10% yoy menjadi 38 juta ton.

Penurunan kinerja ini disebabkan oleh cuaca ekstrem dan penghentian operasional terkait insiden keselamatan oleh pihak lain pada kuartal I-2025.

EBITDA DOID pada semester I-2025 tercatat sebesar US$ 64 juta dengan margin 11%, dibandingkan 22% pada semester I-2024. DOID pun mencatat rugi bersih sebesar US$ 80 juta di semester I-2025, terutama disebabkan oleh EBITDA yang lebih rendah dan pencadangan piutang untuk operasional di Australia.

Baca Juga: Pelemahan PMI Manufaktur Jadi Sentimen Negatif bagi Saham Otomotif, Ini Saran Analis

Sementara itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) DOID mengalami kenaikan 40% YoY menjadi US$ 111 juta di periode Januari-Juni 2025. Dari jumlah tersebut, dana sebesar US$ 53 juta dialokasikan untuk pengembangan kawasan tambang sedangkan US$ 58 juta untuk pemeliharaan.

Terlepas dari hasil semester I-2025, Iwan Fuad Salim, Direktur BUMA International Group mengatakan, kinerja kuartal II-2025 DOID sebenarnya menunjukkan bahwa rencana pemulihan telah menghasilkan progres nyata.

"Dengan memperkuat fundamental operasional dan meminimalkan dampak akibat curah hujan, kami berhasil meningkatkan reliabilitas serta memulihkan profitabilitas bulanan menjelang akhir kuartal," kata dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (30/9).

Secara terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, prospek kinerja DOID pada semester II-2025 semestinya bisa lebih baik mengingat gangguan operasional yang sempat terjadi pada kuartal pertama sudah dapat teratasi. Selain itu, DOID juga mampu menjaga volume produksi dan efisiensi biaya di tengah harga batubara global yang rawan tertekan.

"Peluang meraih laba tetap ada, tapi lebih realistis targetnya minimalkan rugi dan EBITDA positif," kata Wafi, Rabu (1/10).

Sebagai kontraktor pertambangan, DOID mesti fokus pada efisiensi operasional dan utilisasi alat berat, renegosiasi kontrak dengan klien untuk melindungi margin di tengah harga batubara rendah, serta diversifikasi basis pelanggan termasuk eksposur ke batubara non-termal (metalurgi) yang punya target pasar berbeda.

"Diversifikasi ini bisa jadi penopang, tapi butuh eksekusi dan timing yang pas karena harga batubara metalurgi juga fluktuatif," imbuh dia.

Lebih lanjut, Wafi menyebut DOID tidak perlu terburu-buru untuk melakukan ekspansi ke luar negeri jika leverage dan arus kas masih ketat. Emiten ini sebaiknya tetap memprioritaskan stabilisasi kinerja dan penguatan arus kas di dalam negeri. Ekspansi ke luar negeri sebenarnya tetap relevan untuk jangka panjang sebagai upaya diversifikasi geografi, namun perlu momentum yang tepat dan struktur pendanaan yang sehat. 

Sebelumnya, DOID pernah mengumumkan bahwa rencana akuisisi tambang batubara metalurgi di Dawson Complex, Australia urung terlaksana pada pertengahan Agustus lalu. Hal ini karena tidak tercapainya kesepakatan mengenai Material Adverse Change. 

Lantas, Wafi merekomendasikan trading buy saham DOID dengan target harga di level Rp 400 per saham.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Baru, Saham Tambang Emas Bergerak Bervariasi Rabu (1/10)

Selanjutnya: Tengok 5 Risiko Investasi yang Wajib Dipahami Agar Keuangan Tetap Aman

Menarik Dibaca: Tengok 5 Risiko Investasi yang Wajib Dipahami Agar Keuangan Tetap Aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×