Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) dan PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) ditutup pada Senin 6 Januari 2025. Masih ada IPO saham lain yang bisa dicermati investor pada awal Januari 2025 ini.
Hingga saat ini, masih ada empat perusahaan yang antre di daftar IPO untuk mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lalu, IPO saham apa saja yang perlu dipantau investor?
Berikut empat calon emiten yang bakal listing pada bulan Januari 2025, yakni pada pekan ini hingga pekan depan:
Baca Juga: Hari Ini (6/1) Penawaran Akhir IPO Saham KSIX & RATU, Cek Jadwal IPO Lainnya
1. PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG)
- Jumlah saham yang ditawarkan: 882,35 juta saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
- Harga penawaran: Rp 230 per saham
- Estimasi dana yang terhimpun: Rp 202,94 miliar
- Masa penawaran umum (offering): 3 - 9 Januari 2025
- Tanggal distribusi saham: 10 Januari 2025
- Tanggal pencatatan (listing) di BEI: 13 Januari 2025.
2. PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT)
- Jumlah saham yang ditawarkan: 170 juta saham atau 28,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
- Harga penawaran: Rp 350 per saham
- Estimasi dana yang terhimpun: Rp 59,50 miliar
- Waran: OBAT juga menerbitkan sebanyak 85 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru, dengan rasio 2:1, setiap pemegang 2 saham baru berhak memperoleh 1 Waran Seri I.
- Masa penawaran umum (offering) saham: 3-9 Januari 2025
- Tanggal distribusi saham: 10 Januari 2025
- Tanggal pencatatan (listing) di BEI: 13 Januari 2025.
3. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK)
- Jumlah saham yang ditawarkan: 566,89 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
- Harga penawaran: Rp 4.060 per saham
- Estimasi dana yang terhimpun: Rp 2,30 triliun
- Masa penawaran umum (offering): 3 - 9 Januari 2025
- Tanggal distribusi saham: 10 Januari 2025
- Tanggal pencatatan (listing) di BEI: 13 Januari 2025.
4. PT Hero Global Investment Tbk (HGII)
- Jumlah saham yang ditawarkan: 1,3 miliar saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
- Harga penawaran: Rp 200 per saham
- Estimasi dana yang terhimpun: Rp 260 miliar
- Masa penawaran umum (offering): 3 Januari - 7 Januari 2025
- Tanggal distribusi saham: 8 Januari 2025
- Tanggal pencatatan (listing) di BEI: 9 Januari 2025.
Tonton: Resmi, Pembeli Berhak Minta Pengembalian Kelebihan PPN 12%
Catatan & Rekomendasi Analis
Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto melihat secara makro, ramainya IPO di awal tahun menggambarkan optimisme dunia usaha terhadap prospek ekonomi nasional. Dari sisi investor, hadirnya saham-saham baru bisa menawarkan alternatif yang lebih beragam.
Selain analisa terhadap masing-masing calon emiten, Eko menyarankan untuk memilah sektor usaha yang bisa membawa sentimen positif baik saat ini maupun di masa depan. "Sektor yang sedang dibutuhkan dan akan menjadi tren ke depan harus menjadi prioritas, karena membeli saham adalah membeli kinerja ke depan berdasarkan kondisi saat ini," ungkap Eko kepada Kontan.co.id, Senin (6/1).
Research Associate Lotus Andalan Sekuritas Hans Jervis memprediksi ramainya IPO pada awal tahun 2025 bakal mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Antusiasme investor terhadap saham-saham anyar bisa lebih tinggi di tengah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih sideways cenderung melemah.
Pelemahan IHSG tersebut sejalan dengan tertekannya sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang biasanya menjadi favorit investor dan penggerak indeks.
"Sehingga IPO di awal tahun 2025 ini dianggap bisa menjadi alternatif bagi investor," jelas Hans.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo sepakat, IPO di awal tahun ini terasa lebih meriah lantaran ada sejumlah calon emiten yang menarik perhatian investor. Terutama calon emiten dengan market cap cukup besar, serta merupakan anak usaha dari emiten yang cukup ternama.
Baca Juga: Segera IPO, Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT) Tetapkan Harga di Rp 350 per Saham
Adapun, dua calon emiten yang cukup membetot perhatian pasar adalah RATU yang merupakan anak dari RAJA serta CBDK anak dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Community Lead Indo Premier Sekuritas Angga Septianus mengamati sebagai emiten yang terafiliasi dengan konglomerasi, IPO yang dilakukan RATU dan CBDK akan menarik perhatian pasar.
Selain itu, IPO keduanya juga bakal memberikan sentimen positif bagi emiten induknya. Menurut Angga, RATU dan CBDK punya prospek menarik sebagai pilihan trading untuk jangka pendek hingga jangka menengah.
"Sambil memantau progres selanjutnya dari aksi korporasi yang akan dilakukan oleh emiten bersangkutan. Jika ada aksi korporasi maka kenaikan lanjutan dapat terjadi," kata Angga.
Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengamini, RATU dan CBDK bisa menjadi pilihan menarik. Keduanya memiliki prospek kinerja yang apik, aset yang cukup besar, serta dukungan atau sinergi dengan induk usaha.
"Hal ini juga bisa diikuti euforia para investor terhadap kedua saham tersebut," ungkap Abdul Haq.
Abdul Haq lantas menyoroti adanya rumor yang mengait-ngaitkan pemilik Grup Barito, Prajogo Pangestu sebagai anchor investor dalam IPO RATU. Rumor ini telah menambah daya tarik RATU. Sementara prospek CBDK bakal terdongkrak oleh pengembangan proyek Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
Selain RATU dan CBDK, Abdul Haq menjagokan BRRC yang menyertakan waran gratis sebagai insentif. Abdul Haq bahkan sudah memiliki kalkulasi target harga untuk ketiga saham tersebut. Target harga RATU berada di Rp 2.500, CBDK di Rp 10.300 dan BRRC pada Rp 260.
Hans melirik CBDK, sebagai pertimbangan investasi jangka panjang. Penopang prospek CBDK adalah insentif di sektor properti, pengembangan MICE, serta landbank yang luas. Selain itu, dukungan dari PANI yang dimiliki oleh Agung Sedayu Grup milik konglomerat Aguan dan Salim Grup menjadi penyokong prospek CBDK.
Mempertimbangkan valuasi dan kinerja, Abdul Azis melirik saham RATU, CBDK dan OBAT yang terbilang kompetitif dibandingkan dengan peers di sektor bisnisnya. Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menjagokan KSIX, HGII dan BRRC.
Arjun mempertimbangkan faktor fundamental serta harga IPO yang relatif murah dari ketiga calon emiten tersebut. Kemudian, penggunaan modal dari dana hasil IPO lebih dialokasikan ke arah ekspansi. Pertimbangan lainnya, katalis secara sektoral juga mendukung, seperti HGII yang akan ekspansi di bisnis energi baru dan terbarukan.
Sedangkan Eko mengingatkan agar pelaku pasar tidak terjebak dalam volatilitas kencang saham IPO. Secara rata-rata, harga saham setelah IPO bisa naik hingga 20%. Namun perlu diingat, harga saham bisa anjlok cukup signifikan, terutama pada emiten yang secara fundamental tidak apik.
Apabila sudah berhasil mendulang cuan, Eko menyarankan untuk tidak serakah (greedy) dalam mengejar untung.
"Jadi kalau di hari IPO sudah naik 20%, sebaiknya nggak masuk lagi. Untuk saham-saham yang fundamental kurang bagus, sebaiknya jangan ambil untung terlalu tinggi," tandas Eko.
Baca Juga: Setahap Lagi Jadi Pegawai Pemerintah, Isi DRH NI PPPK 2024 Di Sscasn.bkn.go.id
Selanjutnya: HGBT 2025 Masih Tunggu Keputusan Prabowo, Harga Gas Berlaku Komersial
Menarik Dibaca: 4 Shio Paling Hoki Percintaan di Tahun 2025 Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News