kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaet Indodax, Theta incar pengguna streaming video dan bitcoin Indonesia


Selasa, 07 Juli 2020 / 21:54 WIB
Gaet Indodax, Theta incar pengguna streaming video dan bitcoin Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform streaming Thetalabs (Theta) incar pasar Indonesia dengan menggaet startup bitcoin, blockchain dan perdagangan aset kripto yakni Indodax.

Sebagai informasi, Theta merupakan platform streaming yang berdomisili di San Jose, California. Theta merupakan platform streaming terdesentralisasi yang menggunakan sistem blockchain.

Perusahaan tersebut menggunakan TFUEL sebagai token atau aset kripto sebagai pembayaran. Token ini juga bisa menjadi komoditas yang dapat dibeli di Indodax.

CEO Thetalabs, Mitch mengatakan bahwa Theta adalah jaringan pengiriman video terdesentralisasi, didukung oleh pengguna, berjalan pada blockchain khusus pada jaringan Theta.

Baca Juga: Hingga Juni 2020, Ini 13 Pedagang Kripto Terdaftar di Bappebti

Pengguna dapat memperoleh hadiah token karena menggunakan kelebihan bandwidth mereka untuk berbagai video dengan pengguna lain di dekatnya.

“Kami telah mengembangkan jaringan pengiriman video kami dan mengimplementasikan kemitraan teknologi dengan platform video. Karena itu, Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi kami dan kami sangat senang memperkenalkan Theta Network kepada penyedia layanan lokal,” katanya, dalam keterangan resmi Selasa (7/7).

Mitch juga menjelaskan, kemitraannya dengan Indodax merupakan langkah penting untuk menggaet pasar di Indonesia, apalagi populasi aset kripto Tanah Air dinilai sangat aktif. Saat ini Theta sendiri sudah memiliki beberapa Theta Guardian Nodes (server blockchain Theta) yang tersebar di Indonesia.

Perusahaan asal California tersebut meyakini, pertumbuhan video streaming seperti game akan terus meningkat. Bahkan dari riset yang mereka himpun, seperti kelompok riset dalam S&P Global Market Intelligence, langganan video OTT Indonesia yang berbayar menembus sekitar 36,4% rumah tangga broadband pada 2018. Jumlah tersebut diharapkan tumbuh 16,4% selama lima tahun ke depan.

Mitch juga menyebutkan, bahwa dalam peneliti lain, pendapatan di segmen Video-on-Demand diproyeksikan mencapai US$ 304 juta pada di 2020 dan ini diharapkan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2020-2024) sebesar 9,6% dan menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan dari US$ 439 juta di 2024.

Dengan ukuran pasar konten video besar Indonesia, Theta ingin memasuki pasar Indonesia dan bekerja sama dengan penyedia konten video lokal untuk membangun jaringan Theta yang terdesentralisasi.

“Dengan terdaftarnya kami di Indodax, kami ingin meningkatkan kesadaran protokol Theta dan terus meningkatkan komunitas kami dan menambahkan lebih banyak Guardian Nodes untuk sepenuhnya mendesentralisasikan protokol kami,” jelas Mitch.

Baca Juga: Dorong pembelian aset krypto, Indodax luncurkan platform bitcoin

Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan bahwa pihaknya selalu berusaha menghadirkan dan mendukung pengembangan infrastruktur Blockchain di Indonesia.

Oscar menilai, Theta sendiri merupakan salah satu blockchain yang menurut kami cukup berpotensi di masa depan khususnya melihat dari daftar partner korporasi dari Theta sendiri mulai dari Samsung, CJ Hello dan Google.

"Saya kira hingga sekarang tidak banyak protokol blockchain yang mempunyai kekuatan partnership di dunia korporasi sebesar Theta. Saya sangat terkesan dengan daftar partnership yang dibawa oleh Theta,” jelas Oscar dalam keterangan resminya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×