kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,28   -13,21   -1.43%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaet Indodax, Theta incar pengguna streaming video dan bitcoin Indonesia


Selasa, 07 Juli 2020 / 21:54 WIB
Gaet Indodax, Theta incar pengguna streaming video dan bitcoin Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform streaming Thetalabs (Theta) incar pasar Indonesia dengan menggaet startup bitcoin, blockchain dan perdagangan aset kripto yakni Indodax.

Sebagai informasi, Theta merupakan platform streaming yang berdomisili di San Jose, California. Theta merupakan platform streaming terdesentralisasi yang menggunakan sistem blockchain.

Perusahaan tersebut menggunakan TFUEL sebagai token atau aset kripto sebagai pembayaran. Token ini juga bisa menjadi komoditas yang dapat dibeli di Indodax.

CEO Thetalabs, Mitch mengatakan bahwa Theta adalah jaringan pengiriman video terdesentralisasi, didukung oleh pengguna, berjalan pada blockchain khusus pada jaringan Theta.

Baca Juga: Hingga Juni 2020, Ini 13 Pedagang Kripto Terdaftar di Bappebti

Pengguna dapat memperoleh hadiah token karena menggunakan kelebihan bandwidth mereka untuk berbagai video dengan pengguna lain di dekatnya.

“Kami telah mengembangkan jaringan pengiriman video kami dan mengimplementasikan kemitraan teknologi dengan platform video. Karena itu, Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi kami dan kami sangat senang memperkenalkan Theta Network kepada penyedia layanan lokal,” katanya, dalam keterangan resmi Selasa (7/7).

Mitch juga menjelaskan, kemitraannya dengan Indodax merupakan langkah penting untuk menggaet pasar di Indonesia, apalagi populasi aset kripto Tanah Air dinilai sangat aktif. Saat ini Theta sendiri sudah memiliki beberapa Theta Guardian Nodes (server blockchain Theta) yang tersebar di Indonesia.

Perusahaan asal California tersebut meyakini, pertumbuhan video streaming seperti game akan terus meningkat. Bahkan dari riset yang mereka himpun, seperti kelompok riset dalam S&P Global Market Intelligence, langganan video OTT Indonesia yang berbayar menembus sekitar 36,4% rumah tangga broadband pada 2018. Jumlah tersebut diharapkan tumbuh 16,4% selama lima tahun ke depan.

Mitch juga menyebutkan, bahwa dalam peneliti lain, pendapatan di segmen Video-on-Demand diproyeksikan mencapai US$ 304 juta pada di 2020 dan ini diharapkan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2020-2024) sebesar 9,6% dan menghasilkan volume pasar yang diproyeksikan dari US$ 439 juta di 2024.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×