Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dinilai menjadi salah satu saham yang berpeluang untuk masuk kembali dalam Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Membaiknya fundamental bisnis PGAS dan potensi bisnis energi menjadi faktornya.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, M Nafan Aji Gusta mengatakan, peluang PGAS untuk masuk indeks MSCI cukup terbuka mengingat sejumlah indikator fundamental yang terus membaik. Apalagi PGAS sendiri pernah menjadi bagian dari indeks MSCI.
Tahun 2021, PGAS berhasil membalikkan kondisi dari rugi tahun 2020 sebesar US$ 264,77 juta menjadi membukukan laba bersih sebesar US$ 303,8 juta.
Dari sisi topline, perseroan juga mencatatkan kinerja positif dengan meraih pendapatan sebesar US$ 3,04 miliar pada 2021. Naik dibandingkan US$ 2,85 miliar pada 2020.
Volume distribusi gas periode 2021 meningkat menjadi sebesar 871 british thermal unit per day (BBTUD) dari periode 2020 sebesar 828 BBTUD. Sementara volume transmisi PGN tercatat mengalirkan gas sebanyak 1.352 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Baca Juga: Rebalancing Indeks MSCI Indonesia, Tiga Saham Ini Diprediksi Jadi Anggota Baru
Adapun volume lifting minyak gas adalah 24.086 barrel oil equivalent per day (BOEPD) dengan harga rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 68,8 per barel.
”Jika PGAS masuk kembali ke MSCI hal itu mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola bisnis dan juga keberhasilan perusahaan menjalankan Good Corporate Governance (GCG). Faktor perbaikan dan peningkatan fundamental, topline, dan bottomline PGAS sangat berpengaruh dalam penilaian indeks,” ungkap Nafan, Rabu (27/4).
Saham PGAS saat ini ditransaksikan di level Rp 1.350 - Rp 1.450 per saham. Kinerja sahamnya tergolong atraktif, sejalan dengan membaiknya kinerja dan prospek positif pemulihan ekonomi nasional dan global.
Nafan melihat PGAS sedang melakukan ekspansi bisnis, khususnya dalam pengembangan infrastruktur gas bumi ke berbagai sektor pelanggan. Pulihnya ekonomi setelah pandemi Covid-19 mulai terkendali tentunya akan mendorong konsumsi energi kembali meninggi.
Beberapa bisnis baru PGAS seperti operasionalisasi jaringan migas dari blok Rokan ke Dumai juga dapat menjadi katalis positif bagi kinerja PGN di tahun 2022.
Kondisi global juga sangat mempengaruhi potensi demand energi, apalagi dengan meningkatnya harga minyak dunia. Gas bumi bisa jadi pilihan utama sebagai energi transisi yang didukung program pemerintah dalam beberapa program gasifikasi untuk sektor kelistrikan termasuk upaya Pertamina sendiri sebagai holding untuk menekan biaya energi lewat pemanfaatan gas di kilang-kilangnya.
”Saka Energi (anak usaha PGAS) juga terus berekspansi dan semakin positif. Semuanya berpengaruh terhadap potensi kinerja fundamentalnya. Saka pastinya mau profitable kedepannya dan tentunya ini sangat baik bagi jangka panjang PGAS, momentum harga minyak saat ini bisa menjadi peluang bagus,” jelas Nafan.
Saka Energi yang terus merugi dalam beberapa tahun, pada tahun 2021 lalu akhirnya berhasil mencatatkan keuntungan senilai US$ 6 juta. Perusahaan juga mempercepat pembayaran sebagaian utang obligasinya senilai US$ 220 juta pada 25 Maret 2022 lalu.
Baca Juga: Saham-Saham yang Paling Banyak Diborong Asing pada Perdagangan Kemarin
Dengan kenaikan lifting minyak yang terus dicapai dan fluktuasi harga minyak dunia yang diperkirakan masih akan terjadi, kinerja Saka Energi dinilai akan terus membaik dan tidak lagi jadi beban bagi bisnis PGAS.
Bisnis Saka juga akan semakin dinamis dengan adanya potensi tambahan cadangan gas dari Blok Muriah sebanyak 126 billion cubic fee (BCF). Blok Muriah dikelola sepenuhnya (100% Participating interest) oleh Saka Energi melalui Saka Energi Muriah Limited (SEML) dengan kepemilikan 99% saham.
Nafan menyebut kinerja dan prospek positif yang ditunjukkan oleh bisnis PGN Group akan menjadi dasar bahwa sahamnya layak masuk dalam daftar potensi Indeks MSCI. "Masuknya saham PGAS ke indeks MSCI akan mendorong kinerja sahamnya di bursa juga positif. Akan ada faktor euforia pada saham yang berhasil masuk ke MSCI," imbuhnya.
Indeks MSCI dilakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali. Beberapa saham diketahui menjadi kandidat untuk masuk Indeks MSCI Juni nanti. Selain PGAS ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News