kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

FTSE Lakukan Rebalancing, Simak Saham-Saham Rekomendasi Analis Berikut


Selasa, 25 Maret 2025 / 19:27 WIB
FTSE Lakukan Rebalancing, Simak Saham-Saham Rekomendasi Analis Berikut
ILUSTRASI. FTSE Russell memberlakukan secara efektif hasil rebalancing saham yang ada di FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific edisi Maret 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/03/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. FTSE Russell telah memberlakukan secara efektif hasil rebalancing sejumlah saham yang ada di FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific edisi Maret 2025. Hasil kocok ulang indeks FTSE ini berpotensi menjadi parameter bagi investor untuk menentukan arah investasinya di pasar saham.

Sebagaimana diketahui, hasil rebalancing saham-saham FTSE berlaku efektif mulai 24 Maret 2025. Di kategori large cap memang tidak ada saham baru yang masuk, namun FTSE mengeluarkan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dari kategori tersebut. UNVR kini harus lengser ke kategori mid cap.

Sementara itu, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) menjadi penghuni baru FTSE Global Equity Index Small-Cap mulai Maret 2025. Di sisi lain, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun tahta dari kategori Small-Cap menjadi Micro-Cap.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat pada Perdagangan Rabu (26/3), Simak Sentimen Pendorongnya

Nah, FTSE turut memasukan beberapa saham baru di kategori Micro-Cap. Di antaranya adalah PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), PT Integra Indocabinet (WOOD), PT Multipolar Tbk (MLPL), PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID). 

Ada pula beberapa saham di kategori Micro-Cap yang kini tak lagi jadi anggota FTSE Global Equity Index. Di antaranya, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), PT Tripar Multivision Plus Tbk (TRIM), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menyampaikan, di tengah lesunya pasar saham, pengumuman rebalancing indeks FTSE tentu menjadi sentimen positif terutama bagi emiten-emiten yang masuk menjadi anggota baru atau naik kelas di indeks tersebut. 

Sentimen positif ini kemungkinan berlaku dalam jangka pendek, terlebih lagi FTSE merupakan indeks yang jadi acuan portofolio bagi banyak manajer investasi baik di Indonesia maupun global. Bukan tidak mungkin kinerja harga saham emiten anggota baru FTSE akan meningkat.

Baca Juga: Ada BBNI, BMRI, & BBRI, Cek Bank Blue Chip LQ45 saat IHSG Naik Hari Selasa (25/3)

“Perlu dipantau perkembangan saham-saham ini secara fundamental mulai dari profitabilitas dan pertumbuhan marginnya, hingga kondisi likuiditas sahamnya,” ujar dia, Selasa (25/3).

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menyoroti terlemparnya saham UNVR dari kategori Large-Cap di FTSE Global Equity Index. Menurutnya, hal ini mencerminkan pelemahan hasil kinerja keuangan UNVR sepanjang 2024 lalu yang diikuti oleh tren koreksi harga saham emiten konsumer tersebut.

Dalam catatan Kontan, penjualan UNVR turun 8,99% year on year (yoy) menjadi Rp 35,13 triliun pada 2024. Begitu pula dengan laba bersih perusahaan ini yang tergerus 29,83% yoy menjadi Rp 3,36 triliun. Harga saham UNVR pun telah terkoreksi 33,95% year to date (ytd) ke level Rp 1.245 per saham pada Selasa (25/3).

“Di sisi lain, masuknya HEAL dan MSIN juga menandakan hasil kinerja positif yang diraih oleh kedua emiten tersebut,” tutur dia, Selasa (25/3).

Sebagai pengingat, pendapatan neto HEAL tumbuh 16,13% yoy menjadi Rp 6,71 triliun pada 2024. Bersamaan dengan itu, laba bersih emiten ini naik 22,54% yoy menjadi Rp 535,94 miliar. Senada, MSIN turut membukukan kenaikan pendapatan 17,63% yoy menjadi Rp 3,47 triliun pada 2024. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MSIN juga tumbuh 50,96% yoy menjadi Rp 398,53 miliar.

Nafan menyebut, emiten-emiten penghuni baru indeks FTSE perlu membuktikan lagi kinerja fundamentalnya agar sahamnya bisa terus dilirik dan tidak tergusur dari indeks tersebut. 
“Penting bagi emiten tersebut untuk terus menerapkan praktik good governance dan memperkuat fundamental bisnisnya,” terang dia.

Indy juga menyatakan, para investor tentu akan terus memantau prospek kinerja emiten anggota indeks FTSE, termasuk sektor industri yang ranah bisnis emiten yang bersangkutan. Dia pun merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga jangka panjang di level Rp 1.455 per saham.

HEAL dipandang cukup prospektif mengingat tingginya kebutuhan layanan kesehatan dan banyaknya program-program  yang mendukung industri kesehatan di Indonesia. Ditambah lagi, HEAL juga cukup rajin melakukan ekspansi jaringan rumah sakit.

Dihubungi terpisah, Praktisi Pasar Modal dan Pendiri WH-Project William Hartanto merekomendasikan beli saham HEAL, WOOD, dan PBID yang masuk dalam indeks FTSE. William menyematkan target harga untuk HEAL di kisaran level Rp 1.600—1.800 per saham, sedangkan WOOD di level Rp 380 per saham, serta PBID di kisaran Rp 560—600 per saham.

Dia juga berpandangan, emiten yang terlempar atau mengalami penurunan kategori di indeks FTSE akan menghadapi risiko penurunan harga saham. “Namun, efeknya kemungkinan hanya bersifat jangka pendek,” imbuhnya.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan spekulative buy saham UNVR kendati emiten ini turun kasta di indeks FTSE. Saham UNVR dapat dikoleksi dengan support di level Rp 1.145 per saham dan resistance di level Rp 1.300 per saham serta target harga di kisaran Rp 1.375—1.405 per saham.

Saham MLPL turut direkomendasikan trading buy oleh Heredity dengan support di level Rp 91 per saham dan resistance di level Rp 102 per saham, serta target harga sekitar Rp 107—Rp 113 per saham.

Selanjutnya: Bank Mandiri Bakal Tebar Dividen Rp 466,18 Per Saham, Ini Kata Analis

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×