kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FREN Gagal Dapat Dana Cadangan dari Waran


Rabu, 06 Agustus 2008 / 19:38 WIB


Reporter: Nuria Bonita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) kini tengah bingung. Pasalnya, perusahaan telekomunikasi ini untuk sementara waktu tak bisa mewujudkan keinginannya memiliki dana cadangan guna pengembangan ekspansi perusahaan di 2009 nanti.

Tadinya, Mobile-8 mengharapkan dana cadangan yang berasal dari eksekusi 55 juta waran. Namun, Lehman Brothers Oppurtunity Ltd yang semula menggenggam 55 juta waran terbitannya, memutuskan untuk tidak mengeksekusi waran tersebut hingga batas waktu yang ditentukan yang jatuh pada 29 Juli lalu.

Dari eksekusi waran itu, emiten berkode saham FREN bisa mengantongi dana hingga US$ 70 juta atau sekitar Rp 634,48 miliar jika menggunakan nilai tukar Rp 9.064 per dolar AS. Dana itulah yang rencananya akan digunakan sebagai dana cadangan ekspansi nanti.

Menurut Investor Relations Mobile-8 Telecom Herman Subiyanto, dana cadangan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan jaringan dan penambahan handset di tahun depan. "Karena tidak terjadi eksekusi, jadi kami tak memiliki dana cadangan," tuturnya, tadi siang.

Sekadar catatan, tahun 2006 lalu, total waran yang diterbitkan Mobile-8 mencapai 70 juta waran. Seluruh waran itu bisa ditukarkan dengan 2,83 miliar saham FREN. Perusahaan ini lantas melaksanakan call option dan menerima kembali 15 juta waran dari total waran tersebut pada Desember 2006.

Lalu pada 19 Juli 2007 lalu, Mobile-8 menjual kembali 15 juta waran tersebut pada pihak ketiga dengan nilai US$ 2 juta. Itu artinya, masih terdapat sisa sekitar 55 juta waran yang seharusnya dieksekusi Lehman Brothers pada 29 Juli lalu. "Tapi hingga saat ini kami juga tak tahu apakah waran itu memang masih dipegang Lehman atau sudah berpindah tangan. Yang jelas, waran itu tidak dieksekusi," ungkapnya.

Herman menduga, adanya ketidakcocokan harga sehingga waran milik FREN tak dieksekusi. Harga eksekusi waran itu adalah Rp 225 per saham. Sedangkan harga saham FREN kemarin hanyalah Rp 94 per saham.

Cari sumber dana lain

Di tahun 2009, Mobile-8  memang memiliki segudang aksi korporasi. Oleh karenanya, perusahaan sedang melakukan audit terhadap laporan keuangan semester pertama 2008 untuk menyiapkan langkah itu. Sayang, Herman tak mau banyak berkomentar tentang hal yang satu itu.

Yang jelas, karena gagal memiliki dana cadangan, FREN akan mencari sumber dana lain. Herman bilang, FREN tak akan menerbitkan obligasi karena perusahaan ini masih memiliki dua surat utang yang belum jatuh tempo. FREN justru membuka peluang untuk menempuh langkah pinjaman bank. Herman pun tak menampik kemungkinan perusahaan ini melakukan penerbitan saham baru (right issue). "Sekarang masih terlalu dini, nanti akan kami sampaikan bila sudah waktunya," kilahnya.

Analis Optima Kharya Capital Securities Ikhsan Binarto mengungkapkan, sesungguhnya Mobile-8 bisa memiliki dua alternatif yang bagus. Pilihannya yaitu right issue atau pinjaman bank. Apabila memang pasar sedang tidak bagus, Ikhsan menyarankan agar lebih memilih pinjaman bank. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, maka bisa dengan right issue. "Sudah lebih dari setahun tak ada aksi korporasi dari FREN. Kombinasi right issue atau pinjaman bank juga bisa dipilih," ungkapnya.

Meski masih belum bisa mencukupi kebutuhan pendanaan untuk tahun depan, FREN sudah memenuhi kebutuhan pendanaan belanja modal tahun ini sebesar US$ 140 juta. Dana itu berasal dari kas internal dan juga vendor financing. FREN akan menggunakan dana tersebut untuk menambah 1.000 based transceiver services (BTS). "Saat ini, kami belum membutuhkan dana tambahan untuk kebutuhan tahun ini," tuturnya.

Tahun ini, FREN juga berencana untuk mendapat vendor kedua selain dari Samsung. "Kami ingin ke depannya menggunakan dua vendor," imbuhnya. FREN memang tengah melirik vendor asal China, yaitu Huawei atau ZTE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×