Reporter: Dimas Andi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap pasar obligasi yang meningkat membuat para investor mengalihkan kepemilikan instrumen surat utang negaranya dari tenor panjang menuju tenor pendek. Akibatnya, volume perdagangan SUN bertenor pendek mengalami peningkatan signifikan.
Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, bulan Mei lalu volume perdagangan SUN tenor pendek (di bawah 5 tahun) mencapai Rp 458,23 triliun atau melonjak 168,6% bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 170,56 triliun. Sementara itu, volume perdagangan SUN tenor panjang (di atas 7 tahun) pada bulan Mei mentok di angka Rp 318,48 triliun atau hanya meningkat 9,5% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 290,72 triliun.
Asal tahu saja, perolehan volume perdagangan SUN tenor pendek di bulan Mei menjadi rekor tertinggi pada tahun ini. Sebelumnya, volume perdagangan Sun tenor pendek mencapai rekor tertingginya pada bulan Januari lalu sebesar Rp 180,68 triliun.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, tekanan yang menerpa pasar obligasi dalam negeri mencapai puncaknya pada bulan lalu. Hal ini dibuktikan oleh melemahnya nilai tukar rupiah hingga ke di atas Rp 14.000 dan menanjaknya yield SUN seri acuan 10 tahun ke level 7%.
Alhasil, wajar apabila para investor berbondong-bondong memburu SUN dengan tenor yang lebih pendek untuk meminimalisir risiko. “Ketika volatilitas pasar meningkat, harga SUN tenor panjang berpotensi koreksi cukup dalam,” ujarnya Jumat (8/6).
Lebih lanjut, baik investor asing maupun domestik sama-sama berkontribusi besar terhadap meningkatnya volume perdagangan SUN tenor pendek. Investor asing mulai memperpendek durasi SUN yang dimilikinya karena tidak ingin berurusan dengan risiko kerugian kurs sebagai dampak pelemahan rupiah.
Di sisi lain, walau tidak terlalu merasakan dampak tren pelemahan rupiah di bulan lalu, ketidakpastian yang melanda pasar obligasi dalam negeri membuat investor lokal juga cenderung memilih untuk berinvestasi pada SUN bertenor pendek. “Investor seperti perbankan juga ikut beralih ke seri yang pendek,” kata Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News