kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Investor SUN ambil untung


Senin, 11 Juni 2018 / 09:08 WIB
Investor SUN ambil untung
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca rebound dua pekan lalu, Indeks Obligasi Komposit Indonesia atawa Indonesia Composite Bond Index (ICBI) kembali melorot. Jumat (8/6), ICBI berada di level 238,98 atau melemah 0,69% dibandingkan pekan sebelumnya. Sejak akhir tahun lalu, indeks obligasi domestik ini masih turun 1,69%.

Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, indeks obligasi mengalami koreksi lantaran investor cenderung menarik dana menjelang libur Lebaran. "Di momen seperti ini kebutuhan cash sangat tinggi, sehingga pelaku pasar keluar sejenak dari obligasi," kata dia, Jumat (8/6).

Gejolak pada pasar obligasi, juga masih akan terjadi saat pasar keuangan dibuka kembali pasca libur lebaran. Pasalnya, pekan ini The Federal Reserve menggelar FOMC.

Pasar optimistis dalam pertemuan ini suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) naik. "Kenaikan suku bunga The Fed memang sudah diantisipasi, tapi pasti tetap memberi imbas ke emerging marketYield SUN acuan berpotensi naik ke atas 7% bahkan hingga 7,5%," prediksi Desmon.

Tertahan rupiah

Sejatinya, inflow ke pasar obligasi sudah mulai tampak sejak awal Juni, terutama dari dana pensiun, asuransi dan manajer investasi. Kendati demikian, investor asing dan perbankan terus keluar.

Menurut Desmon, hingga akhir Mei, asing sudah mencatat net sell Rp 13 triliun. "Ada peluang asing kembali dan mencatat net buy di akhir Juni, apalagi yield di atas 7% menarik," papar dia.

Namun, Desmon memperkirakan asing belum mencatat net buy besar hingga akhir kuartal dua. Alasannya, kondisi depresiasi rupiah masih cukup mengkhawatirkan.

Di saat kondisi rupiah belum stabil, Bank Indonesia masih berpotensi mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Jika ini dilakukan, maka harga obligasi dalam negeri bakal makin tertekan.

Desmon memprediksi, pertumbuhan return obligasi di akhir tahun ini tidak akan seapik tahun lalu. Secara ytd, harga SUN tenor 10 tahun tercatat turun 2%.

Menurut hitungan dia, obligasi pemerintah hanya akan mengukir return single digit di kisaran 7%–9% sepanjang tahun ini. Tahun lalu, return SUN bertenor 10 tahun bisa mencapai 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×