Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Semakin dekatnya pertemuan European Central Bank dan buruknya data inflasi Eropa jadi penekan utama mata uang euro. Berlawanan dengan sterling yang sedang terluka pun euro gagal curi kesempatan unggul.
Mengutip Bloomberg, Rabu (2/12) pukul 17.25 WIB pasangan EUR/GBP merosot 0,23% ke level 0,7034 dibanding hari sebelumnya.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjabarkan pelemahan yang terjadi disebabkan oleh data inflasi flash estimate Eropa November 2015 yang stagnan di level 0,1% seperti periode yang sama tahun 2014 serta inflasi inti flash estimate yang turun dari 1,1% ke level 0,9%.
“Ini menegaskan permasalahan ekonomi Eropa yang masih belum usai,” kata Yulia. Ujungnya, pelaku pasar semakin optimis pada pertemuan ECB Kamis (3/12) esok hari, ECB akan memangkas suku bunga dan memperpanjang program stimulusnya melewati September 2016 mendatang.
Spekulasi inilah yang menyeret euro pada keterpurukan. Padahal di sisi lain, sterling pun sedang tidak prima. Pasalnya, sudah beberapa hari terakhir sajian data ekonomi Inggris negatif. Lihat saja, data konstruksi PMI Inggris November 2015 yang merosot signifikan dari 58,8 ke level 55,3. Padahal sehari sebelumnya, data manufacturing PMI Inggris bulan yang sama pun merunduk ke level 52,7 dari sebelumnya 55,2.
“Kedua mata uang ini sedang lemah, hanya saja karena euro sedang jadi sorot perhatian maka pelemahan euro lebih signifikan,” jelas Yulia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News