Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Euro jatuh dan bursa saham Asia melorot ke level terendah dalam satu bulan ini, Senin (16/11). Dipicu beralihnya para investor dari aset berisiko ke aset safe haven menyusul teror Paris.
Mata uang bersama Eropa melemah 0,5% terhadap dollar karena penyerangan di Paris pada Jumat (13/11) meningkatkan kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik akan membebani perdagangan dan kepercayaan konsumen.
Euro turun terhadap enam bulan terhadap dollar, menghapus kenaikan mingguan pertama dalam sebulan. Krona Swedia disusutkan 0,5 persen dan mata uang Norwegia mundur 0,4%. Won Korea Selatan turun 0,6%, sementara yen Jepang menguat 0,1% menjadi 122,52 per dollar.
Sementara itu, China memimpin kerugian di pasar saham Asia setelah pihak berwenang memperketat pembatasan pada penggunaan uang pinjaman untuk membeli saham. Indeks berjangka di AS dan U.K. turun. Emas maju paling dalam sebulan, sementara Treasuries naik untuk hari kelima.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,9% pada 09:51 waktu Hong Kong, dengan indeks Hang Seng China Enterprises geser 1,7% setelah dua bursa utama negara dua kali lipat persyaratan margin. Indeks Topix saham Jepang turun 0,8% setelah data menunjukkan produk domestik bruto menurun 0,8 % (yoy) dalam tiga bulan yang berakhir 30 September Mazda Motor Corp, yang mendapat 20% dari total pendapatan dari Eropa, turun 1,9%.
Bursa saham di Timur Tengah jatuh selama perdagangan hari Minggu. Indeks DFM General Dubai menurun 3,7 %, yang paling dalam hampir tiga bulan. Indeks EGX30 Mesir anjlok 4,2 % ke level terendah sejak Desember 2013 dan indeks Tadawul All Share Arab Saudi tenggelam yang paling dalam hampir pekan.
Asal tahu saja, angkatan udara Prancis membom Raqqa kubu Negara Islam di Suriah sebagai pejabat mengatakan serangan di Paris diperintahkan dari bangsa Tengah-Timur. Serangan datang pada waktu penuh untuk pasar global karena Federal Reserve bersiap untuk menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006 sementara data ekonomi dari Jepang dan Uni Eropa menunjukkan pertumbuhan yang lebih buruk dari perkiraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News