Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
"Jadi, secara utilitas, Bitcoin dan Ethereum memiliki perbedaan. Menurut kami, Bitcoin tetap akan jadi favorit karena bitcoin adalah satu-satunya aset di dunia yang memiliki jumlah pasokan yang pasti, yakni hanya 21 juta saja," kata Oscar.
Mengutip laporan JP Morgan, Oscar mengungkapkan kenaikan Bitcoin bisa menuju Rp 2 miliar per bitcoin. Sedangkan ramalan Citibank, disebutkan harga bisa menuju Rp 1 miliar per btc. Kedua perusahaan tersebut juga telah berinvestasi dan memiliki banyak Bitcoin.
"Seperti yang dituliskan Bloomberg, beberapa pekan lalu. Kenaikan fantastis pada tahun lalu, bisa saja terjadi lagi pada tahun ini, lantaran kedua aset kripto tersebut menjaga supply," tambah Oscar.
Ethereum akan mengunci lagi supply pada peluncuran phase 1 pada tahun ini. Phase 2 atau full ethereum 2.0 akan dilakukan pada 2022 atau 2023. Sedangkan bitcoin sudah membatasi pasokan pada tahun lalu saat halving day. Imbasnya akan terjadi pada tahun ini. Halving day membuat bitcoin mulai sulit didapatkan di mining zone.
Baca Juga: Platform bitcoin Triv luncurkan gadai kripto
"Selain faktor supply, begitu juga dengan demand. Perkembangan teknologi ethereum dan pemahaman tentang fundamental Bitcoin akan semakin menarik perhatian orang-orang," ujar Oscar.
Untuk itu, Oscar memprediksi permintaan terhadap Bitcoin dan Ethereum, begitu juga aset kripto lainnya bakal meningkat tahun ini. Faktor supply dan demand masih menjadi pengaruh yang kuat dan meningkatkan harga Ethereum dan Bitcoin.
"Baik Bitcoin dan Ethereum sama-sama baik untuk dimiliki. Keduanya memiliki utilitas atau fungsi yang berbeda-beda dan bagus untuk trading yang sifatnya jangka panjang," pungkas Oscar.
Baca Juga: Warren Buffett bilang, hindari aset ini karena mirip racun tikus!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News