Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mulai membaik. Sepanjang 2014 perusahaan ini membukukan penjualan sebesar US$ 811,48 juta, naik tipis jika dibandingkan pendapatan pada tahun 2013 yang sebesar US$ 807,22 juta. Sementara nilai Ebitda ENRG naik 3,1% year on year menjadi US$ 476,23 juta pada tahun lalu.
Imam Agustino, Direktur Utama ENRG mengatakan, penjualan dan Ebitda bisa meningkat karena adanya kenaikan volume produksi dan peningkatan harga jual gas. "Penurunan harga minyak dunia di akhir tahun lalu memang memberikan dampak terhadap pencapaian laba per kuartalan. Tetapi masih positif," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/4).
Harga rata-rata minyak (average oil price) ENRG turun dari US$ 93,2 per barel pada tahun 2013 menjadi US$ 86,55 per barel pada tahun 2014. Namun harga rerata gas meningkat tipis dari US$ 5,8 per mcf menjadi US$ 5,95 per mcf. Produksi minyak ENRG meningkat tipis 2,62% menjadi 12.792 barrel per hari. Sementara produksi gasnya naik 2,3% menjadi 226,2 juta kaki kubik per hari.
Tahun lalu ENRG mencetak laba bersih sebesar US$ 37,03 juta. Jumlah itu merosot jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar US$ 170,27 juta. Namun perlu dicatat, pada tahun 2013, ENRG mencatatkan laba bersih dari penjualan Blok Masela senilai US$ 163,68 juta. Tanpa menghitung hasil profit dari Masela, laba bersih ENRG tahun 2013 menjadi sebesar US$ 6,58 juta. "Itu artinya laba tahun 2014 meningkat 6 kali lipat," imbuh Agustino.
Anak usaha Grup Bakrie ini pun berupaya memangkas beban keuangan dengan refinancing. Didit Ratam, Direktur ENRG bilang, tahun lalu, perseroan sudah melunasi dan membiayai kembali sebagian utangnya. Di tahun 2014, beban keuangan ENRG turun dari US$ 97 juta di tahun 2013 menjadi US$ 79 juta di tahun 2014.
Debt to Equity Ratio (DER) ENRG per akhir tahun 2014 menyusut menjadi 0,57 kali dari sebelumnya 0,82 kali. Sementara net debt to equity menurun dari 0,5 kali menjadi 0,41 kali. Tahun lalu perseroan memiliki dana kas sebesar US$ 152,29 juta, dengan total utang bank sebesar US$ 520,92 juta. Jumlah utang bank itu sudah berkurang dari jumlah tahun 2013 yang sebesar US$ 731,41 juta.
Tahun ini, ENRG mendapat tambahan produksi dari salah satu bloknya, Malacca Strait PSC. Blok migas yang berlokasi di Riau itu baru saja memproduksi tambahan 300 barel minyak per harinya.Tambahan produksi minyak tersebut diharapkan bisa berdampak positif buat kinerja keuangan ENRG.
Sekedar catatan, kepemilikan ENRG di blok Malacca Strait PSC mencapai 60,49%. Sementara, sisa kepemilikan digenggam oleh OOGC Malacca Ltd sebesar 32.58% dan Malacca Petroleum Ltd sebesar 6.93%.
Perseroan juga mendapat tambahan produksi gas dari blok Bentu PSC. Pada tahun 2014 lalu Blok Bentu memproduksi rata-rata 38 juta kaki kubik gas per hari. Kini, usai peningkatan produksi yang sudah dimulai sejak 1 Januari sampai 8 Maret 2015, produksi rata-rata Blok Bentu naik 21% menjadi 46 juta kaki kubik gas per harinya.
Saham ENRG stagnan di posisi Rp 77 per saham pada perdagangan Rabu (29/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News