Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Selanjutnya, Janson melihat valuasi saham MNCN juga masih menarik. Saat ini, saham MNCN diperdagangkan dengan price to earnings ratio (PER) masih di bawah 10x serta return on equity (ROE) yang meningkat.
Hal ini terbukti dari laba bersih MNCN yang menembus Rp 1,77 triliun atau naik 62,71% pada sembilan bulan pertama 2019. Secara sektoral, industri free to air juga dinilai mulai bangkit.
Selain MNCN dan ACES, saham INCO juga dinilai masih menarik. Katalis positif seperti merangkaknya harga komoditas nikel serta pasar mobil listrik dunia yang masih sangat booming.
Namun, untuk saham JPFA, Janson menilai emiten poultry ini masih akan menghadapi berbagai tantangan seperti ayam yang kelebihan pasokan (oversupply) dan permintaan yang menurun.
Ia memberi rekomendasi netral untuk saham JPFA. Sementara untuk ACES, MNCN, dan INCO, Janson memberi rekomendasi buy on weakness (BOW).
Baca Juga: Meskipun IHSG turun tapi indeks IDX30 dan LQ45 naik, apa pemicunya?
Senada, Robert Sebastian, Analis Ciptadana Sekuritas mengatakan ACES yang merupakan emiten ritel memiliki prospek yang cukup cerah.
Sebab, ACES merupakan emiten ritel dengan segmentasi kelas menengah ke atas yang kebal terhadap isu penurunan daya beli.
Untuk saham yang didepak dari IDX30 seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), Robert merekomendasikan hold saham ini. Sebab, emiten ritel kelas menengah bawah ini mengalami penurunan kinerja pada sembilan bulan pertama 2019.
Pada kuartal III-2019, LPPF mengantongi laba bersih senilai Rp 1,18 triliun. Realisasi ini merosot 20,66% apabila dibandingkan dengan capaian laba bersih per September 2018 yang mencapai Rp1,49 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News