kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Emiten tambang lebih ekspansif tahun depan


Kamis, 14 Desember 2017 / 20:54 WIB
Emiten tambang lebih ekspansif tahun depan


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor tambang tahun depan diperkirakan masih akan menarik. Hal ini terindikasi oleh alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) emiten tambang yang mayoritas lebih besar tahun depan.

Lihat capex PT United Tractors Tbk (UNTR). Perusahaan ini menyiapkan capex Rp 7 triliun tahun depan. Angka ini lompat dua kali ipat dibanding anggaran tahun ini, sekitar Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun.

PT Indika Energy Tbk (INDY) juga menaikkan capex. Hanya saja, kenaikannya tipis, sekitar 2% menjadi US$ 90 juta.

Emiten tambang pelat merah tak mau ketinggalan. PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Tahun depan, emiten pelat merah ini menyiapkan capex Rp 6,5 triliun, naik lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun ini, Rp 2 triliun. Mayoritas capex akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyiapkan capex Rp 2,8 triliun. Angka ini naik 40% dibanding alokasi tahun ini, Rp 2 triliun. Penggunaan capex tersebut salah satunya untuk proyek pembangunan feronikel di Halmahera Timur.

PT Timah Tbk (TINS) juga menyiapkan capex Rp 2,6 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun ini, alokasi capex tersebut terbilang stagnan. Namun, capex ini juga sejatinya mengalami kenaikan dibanding rencana awal. Sebelumnya, TINS memperkirakan capex tahun depan antara Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun.

Direktur Keuangan TINS Emil Ermindra mengakatakan, capex akan difokuskan untuk investasi di bidang pertambangan, baik tambang darat maupun laut dan investasi untuk aktivitas peleburan atau smelter. "Sasarannya nanti untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas operasi dan produksi kami," ujar Emil kepada KONTAN, Kamis (14/12).

Manajemen belum bisa memberikan target produksi timah TINS tahun depan. Namun, dipastikan produksinya nanti akan lebih besar dibanding target tahun ini, 35.000 ton.

Kenaikan produksi nanti bukan hanya diperoleh dari produksi sendiri, melainkan juga berasal dari mitra tambang yang ada. Kombinasi ini akan membuat harga pokok produksi TINS lebih efisien. "Sehingga, kemampuan laba kami akan meningkat, secara moderat tahun depan kami akan tumbuh 20%," jelas Emil.

Dia menambahan, sejak 2016, perusahaan telah meningkatkan kemampuan permodalan, baik untuk modal kerja maupun investasi. Sehingga, sumber dana capex nantinya akan berasal dari kas internal yang dikombinasikan dengan pinjaman perbankan serta obligasi yang diterbitkan September lalu.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, sektor pertambangan tahun depan masih akan menarik. Salah satu yang paling menarik adalah nikel.

"Kami percaya bahwa manufaktur China akan dalam area ekspansi didukung dengan tangguhnya perekonomian China. Sementara itu, kami belum melihat adanya katalis negatif pada manufaktur China," jelasnya dalam riset 5 Desember.

Sentimen ini akan memoles prospek saham ANTM. Sehingga, Andy masih merekomendasikan saham ANTM sekaligus menaikkan target harganya jadi Rp 820 dari sebelumnya Rp 730 per saham. Target harga tersebut memberikan potensi upside 26,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×