kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten perbankan kuasai bursa saham


Selasa, 24 Maret 2015 / 11:07 WIB
Emiten perbankan kuasai bursa saham
ILUSTRASI. Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon di Israel selatan 9 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohen


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Peta emiten penguasa Bursa Efek Indonesia (BEI) sedikit bergerak. Saham perbankan mendominasi 10 besar emiten berkapitalisasi besar di BEI.

Dari 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, per Senin (23/3), empat emiten bank yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)  menguasai kapitalisasi pasar Rp 1.089,07 triliun.

Jumlah tersebut naik 2,48% dibandingkan posisi kapitalisasi pasar empat bank per akhir Februari lalu, yang senilai Rp 1.062,70 triliun. Pada akhir Januari 2015, keempat bank masih mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 981,20 triliun.

Yang menarik, BBRI sejak akhir Februari tahun berhasil menggeser posisi kapitalisasi pasar PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) di posisi ketiga. Per akhir Januari, HMSP masih bertengger di posisi ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 294,53 triliun.

BBNI juga sukses menapaki peringkat ke delapan, mengambilalih posisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Sedangkan BMRI sempat menggeser peringkat PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di posisi keenam pada Februari. Tapi kemarin posisi BMRI kembali melorot ke peringkat tujuh.

Penguasa BEI masih BBCA, yang sejak awal tahun hingga kemarin masih menempati posisi teratas sebagai emiten dengan kapitalisasi paling jumbo di BEI.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai, pada Februari, emiten bank besar tersokong berita positif mengenai penurunan suku bunga acuan alias BI rate. Walhasil, saham sektor perbankan melesat. "Belakangan, pertumbuhan saham perbankan lebih stabil ketimbang saham konsumer," ujar dia.

Minat investor akhir-akhir ini juga mengarah ke saham sektor perbankan. Apalagi, setelah beberapa bank besar mengumumkan kinerja tahun lalu yang cukup memuaskan. Ekspektasi investor terhadap saham bank di jangka panjang  menjadi lebih positif.

Vice President Investment Quant Kapital Investama, Hans Kwee berpendapat, lebih banyak sentimen positif yang mendorong saham perbankan. Adanya momentum pembagian dividen juga cukup memicu beberapa saham perbankan mulai dikoleksi sejak bulan lalu.

Di sisi lain, muncul ekspektasi negatif terhadap saham konsumer, termasuk UNVR akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dus, pertumbuhan saham emiten konsumer lebih lambat.

Hans merekomendasikan buy BMRI dengan target Rp 13.600 per saham dan BBCA di target Rp 14.700. Sementara William merekomendasikan buy BBNI dengan target Rp 8.200 per saham dan BBCA di Rp 17.000.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×