kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten telekomunikasi waspadai pelemahan rupiah


Senin, 16 Maret 2015 / 14:22 WIB
Emiten telekomunikasi waspadai pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Ice Cold: Murder, Coffee And Jessica Wongso dan beberapa judul dokumenter lainnya yang berasal dari kejadian nyata di Indonesia.


Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Operator telekomunikasi diminta mewaspadai berlanjutnya penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus kisaran Rp 13.000 per dolar AS. Hal itu berpotensi menekan kinerja keuangan perusahaan.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, tiga operator telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT) dilaporkan telah menyampaikan kinerja keuangan tahun buku 2014 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). "Kecuali Telkom, selama 2014 Indosat dan XL Axiata mengalami tekanan karena banyak berutang dalam dolar AS," katanya di Jakarta, Senin.

Indosat sesungguhnya sudah mencoba mengkonversi sebagian utangnya dalam dolar AS ke rupiah, sedangkan XL lebih karena aksi korporasi membeli Axis dan berutang dalam dollar AS.

Telkom dalam laporan keuangannya mencatat pendapatan sebesar Rp 89,696 triliun sepanjang 2014 atau naik 8,11% dibandingkan 2013 sebesar Rp 82,967 triliun, dengan laba Rp1 4,638 triliun atau naik 3,05% dibandingkan 2013 sebesar Rp 14,205 triliun.

Sementara XL sepanjang 2014 membukukan pendapatan Rp 23,56 triliun naik 10% dibandingkan 2013 sebesar Rp 21,35 triliun, namun mencatat kerugian sebesar Rp 891 miliar berbanding terbalik dengan 2013 yang masih untung Rp 1,033 triliun.

Indosat mencetak pendapatan Rp 24,08 triliun, tetapi kerugian yang diderita mencapai US$ 154,8 juta atau setara Rp 2,036 triliun berkurang dibandingkan 2013 sebesar US$ 233,4 juta atau setara Rp 3,071 triliun.

Meski begitu, pertumbuhan yang dialami emiten telekomunikasi biasanya cerminan dari fokus pembangunan infrastruktur dan pemasaran yang dilakukan.

"Kalau dilihat Telkom konsisten dalam membangun jaringan serta pemasaran, karena itu bisa tumbuh dan untung. Indosat selama tahun lalu lebih banyak bicara modernisasi jaringan, sementara XL banyak fokus integrasi dengan Axis," katanya.

Keberhasilan Telkom mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan tahun lalu ditambah ekspektasi pertumbuhan ke depan, mendorong sejumlah analis menaikkan target harga saham dengan kode TLKM untuk 12 bulan ke depan.

RHB OSK Securities merevisi naik target harga saham TLKM dari Rp 3.200 menjadi Rp 3.600 dengan rekomendasi beli. Peningkatan target ini merefleksikan ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan pendapatan dan monetisasi bisnis non-inti ke depan.

CIMB Securities juga merevisi naik target harga saham TLKM dari Rp 2.950 menjadi Rp 3.200 per lembar sejalan dengan optimistisme pertumbuhan pendapatan perseroan dalam jangka menengah untuk menangkap pertumbuhan pasar telekomunikasi.

Sedangkan Danakresa merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp3.250. CLSA Securities merekomendasikan outperform saham TLKM dengan target harga Rp 3.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×