Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten media bisa sedikit terdampak positif selama bulan Ramadan 2025, meskipun tak terlalu signifikan.
Bulan Ramadan memberikan dampak positif ke kinerja emiten media lantaran ada dorongan dari peningkatan pendapatan iklan.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, pendapatan emiten media akan terdampak positif dari adanya momen Ramadan. Sayangnya, ada tantangan dari perkembangan layanan over the top (OTT).
Baca Juga: Bullion Bank Memoles Kinerja Emiten Emas, Cek Rekomendasi Saham Berikut Ini
Layanan OTT memberikan konsumen jadi mendapatkan banyak pilihan media, tak hanya dari televisi (TV) tapi juga layanan lain. Alhasil, emiten media juga harus bisa memaksimalisasikan potensi dari layanan ini.
Salah satu emiten yang sudah mengembangkan potensi dari televisi dan layanan OTT dengan cukup baik adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan Vidio.
“Meskipun begitu, emiten media harus memastikan konten yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (2/3).
Alhasil, aksi borong saham SCMA oleh EMTK dinilai Nafan didorong oleh kepercayaan diri sang pengendali terhadap prospek SCMA ke depan.
Nafan pun merekomendasikan buy on weakness untuk saham EMTK dan SCMA dengan target harga masing-masing Rp 705 per saham dan Rp 244 per saham.
Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Dipangkas, Cek Rekomendasi Saham TOTL dan ACST
Director Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, secara umum, biasanya emiten media televisi yang lebih terimbas dengan adanya bulan Ramadan ini. Sebab, sejumlah perusahaan menempatkan iklannya melalui media TV, seperti perusahaan consumer, telco, body treatment, hingga otomotif.
Adanya peningkatan volume dan durasi iklan akan memberikan tambahan pendapatan positif bagi emiten media TV.
“Belum lagi, jika perusahaan pengiklan memberikan sponsor pada satu maupun beberapa acara yang disiapkan oleh media TV tersebut,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (2/3).
Reza menuturkan, kinerja emiten media kemungkinan tidak akan terganggu dengan adanya penempatan iklan pada layanan streaming. Sebab, masing-masing punya pangsa pasarnya.
“Media TV juga memiliki live streaming pada webnya, sehingga bisa sekalian beriklan di web tersebut,” paparnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ANTM dan HRTA, Setelah Bullion Bank Resmi Hadir
Dalam perkembangannya, perusahaan media harus terus mengikuti zaman dan perkembangan yang ada. Upaya untuk bertahan pun tentunya harus dilakukan untuk menjaga eksistensi medianya.
“Kerjasama dengan sejumlah pihak dengan penyedia TV berbayar juga bisa dilakukan, sehingga mereka pun tidak kehilangan pangsa pasarnya,” ungkapnya.
Reza pun menyarankan investor untuk memperhatikan saham MNCN dengan target harga Rp 270 per saham, SCMA Rp 215 per saham, EMTK Rp 626 per saham, dan NETV Rp 170 per saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, secara tren biasanya belanja iklan pada bulan Ramadan akan meningkat. Misalnya, MNCN pada tahun kuartal I 2024 mencatatkan kenaikan pendapatan iklan sebesar 42% QoQ, meskipun secara tahunan atau year in year (YoY) turun 14%.
Sedangkan, peningkatan pendapatan SCMA meningkat 11% QoQ dan 13% YoY tahun lalu.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Lanjut Melemah pada Jumat (28/2), Cek Rekomendasi Saham Berikut
Saat ini, layanan over the top (OTT) bisa menjadi potensi ancaman, karena konsumen akan memperhatikan konten yang diberikan oleh kompetitor.
“Namun, saat ini emiten media juga mempunyai layanan OTT, seperti SCMA yang mempunyai Vidio dan MNCN mempunyai RCTI+,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (28/2).
Azis melihat, emiten media masih memiliki banyak tantangan, mengingat semakin banyaknya saingan. Tetapi, jika emiten media bisa menyediakan konten yang menarik melebihi kompetitor, hal itu bisa menjadi pendorong kinerja mereka.
“Sebab, saat ini juga behaviour masyarakat terhadap pemilihan layanan OTT juga akan melihat bagaimana dari konten yang disediakan,” paparnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ADRO, AKRA, LSIP dan PANI untuk Perdagangan Selasa (24/2)
Secara valuasi EV/EBITDA, sebenarnya saham emiten media sudah termasuk undervalue. Misalnya, MNCN saat ini berada di EV/EBITDA 1,8x dan rata-rata 5 tahun berada di 3,3x.
Sedangkan, SCMA saat ini berada di atas average lima tahun. Saat ini, SCMA berada di EV/EBITDA 9,7x dan rata-rata 5 tahun sebesar 9,6x.
“Saat ini, yang bisa mendorong saham media adanya aksi korporasi, seperti SCMA yang akan melakukan IPO untuk Vidio.com, sehingga kemungkinan ada kenaikan harga saham,” paparnya.
Azis pun menyarankan untuk memerhatikan saham SCMA. Jika pergerakannya ke area support di Rp 178 - Rp 173 per saham, investor bisa melakukan akumulasi beli dengan target harga Rp 190 - Rp 193 per saham.
Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham Tambang di Tengah Kebijakan DHE SDA, HBA dan Pelemahan Harga
Menarik Dibaca: Jadwal Buka Puasa 2 Maret 2025 untuk Wilayah Jogja dan Sekitarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News