kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.464   36,00   0,23%
  • IDX 7.742   6,84   0,09%
  • KOMPAS100 1.203   0,89   0,07%
  • LQ45 960   1,22   0,13%
  • ISSI 233   -0,20   -0,09%
  • IDX30 493   0,93   0,19%
  • IDXHIDIV20 592   1,55   0,26%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,06   0,05%
  • IDXQ30 164   0,24   0,15%

Emiten Masih Ramai Tambah Modal Lewat Rights Issue dan Private Placement di Q3-2023


Selasa, 22 Agustus 2023 / 23:47 WIB
Emiten Masih Ramai Tambah Modal Lewat Rights Issue dan Private Placement di Q3-2023
ILUSTRASI. Suasana?gerai Starbucks?di Jakarta, MAP Boga Adiperkasa


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggalangan dana di pasar modal lewat rights issue dan private placement masih meriah. Aksi korporasi ini dinilai menarik untuk menghimpun dana berbiaya murah demi memperkuat permodalan emiten.

Terbaru, ada PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) yang telah merampungkan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Lewat private placement ini, MAPB berhasil menghimpun dana sebesar Rp 434 miliar dari empat pihak penyetor modal.

Anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) itu akan menggunakan dana segar hasil private placement untuk keperluan ekspansi. Termasuk pembukaan toko baru serta pembiayaan modal kerja, sewa gerai dan beban operasional lainnya.

Sementara itu, PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD). SAPX berencana melakukan rights issue dengan jumlah sebanyak-banyaknya 2,49 miliar saham.

Selain SAPX, PT Soechi Lines Tbk (SOCI) juga sudah mengantongi persetujuan para pemegang saham untuk mengeksekusi rights issue.

Selanjutnya ada PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turut berencana melakukan rights issue. PANI bakal meminta persetujuan pemegang saham pada 15 September 2023.

Baca Juga: Emiten Grup Bakrie, Darma Henwa (DEWA) Urung Menggelar Rights Issue, Ini Sebabnya

Sementara itu, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) bahkan berencana menggelar kedua aksi, yakni rights issue dan private placement. Asal tahu saja, pada kuartal III-2023 ini, sejumlah emiten sudah mengeksekusi rights issue. 

Contohnya PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) yang menghimpun dana sebesar Rp 857,37 miliar. Dana tersebut akan dipakai menambah penyertaan modal pada entitas anak, yang kemudian digunakan untuk akuisisi lahan serta ekspansi gerai baru.

Di sisi yang lain, ada juga emiten yang tidak jadi mengeksekusi rights issue. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) belum melaksanakan rights issue hingga jangka waktu 12 bulan sejak persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yakni 19 Agustus 2023.

"Belum melaksanakan PMHMETD yang telah memperoleh persetujuan RUPSLB pada 19 Agustus 2022 dikarenakan Perseroan mengkaji kembali atas opsi-opsi terbaik sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan pendanaan," ungkap Direktur & Corporate Secretary DEWA Ahmad Hilyadi dalam keterbukaan informasi, Selasa (22/8).

Mengebut Ekspansi Bisnis

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamati aksi emiten mengeksekusi rights issue atau private placement akan memperhatikan sejumlah faktor. Terutama dari strategi ekspansi, kondisi pasar dan industri, serta situasi makro ekonomi.

"Penggalangan dana di pasar modal menarik karena dapat sumber dana tanpa perlu dibebankan bunga. Ditambah lagi kondisi suku bunga belum kembali turun," kata Sukarno kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: MAP Boga Adiperkasa (MAPB) Meraup Dana Rp 434 Miliar dari Private Placement

Rights issue dan private placement yang gencar dilakukan emiten beberapa waktu terakhir bisa jadi merupakan respons untuk mengebut ekspansi yang sebelumnya tertunda akibat pandemi.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menimpali, momentum saat ini masih cukup ideal untuk menggelar ekspansi.

Andhika menyoroti outlook ekonomi dan kondisi industri yang relatif kondusif untuk mendukung pengembangan bisnis. Sementara itu, kondisi pasar modal juga terbilang stabil dengan tingkat fluktuasi yang relatif terjaga.

Di sisi lain, Sukarno mengingatkan dampak fundamental, terutama dari aksi private placement. Ketika share bertambah, maka akan mempengaruhi perhitungan earning per share (EPS) yang bisa turun jika tidak diikuti pertumbuhan kinerja.

Sehingga secara valuasi akan menjadi lebih mahal. Hal ini juga bisa memberikan sentimen negatif bagi pergerakan saham menjelang cumdate.

"Tapi jangka panjangnya jika emiten benar-benar menggunakan dana untuk ekspansi, maka akan positif dan setelah itu harganya bisa naik kembali," terang Sukarno.

Founder dan CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto sepakat, efek dilusi kepemilikan saham yang bisa timbul dari rights issue dan private placement perlu dicemati. Menurut Fendi, private placement bisa lebih memberi sinyal positif lantaran aksi ini membawa investor baru.

"Investor itu membawa cash dan komitmen untuk meningkatkan pengembangan usaha. Jadi kecenderungan akan lebih bagus," kata Fendi.

Baca Juga: Memperkuat Modal, Satria Antaran Prima (SAPX) Gelar Rights Issue

Sedangkan dalam rights issue, dampaknya akan lebih terasa bagi investor yang sangat memperhatikan persentase kepemilikan saham. Sementara bagi investor ritel yang lebih mencari capital gain, belum tentu mau berpartisipasi.

"Kalau ada pilihan saham yang lebih bagus, lebih baik pilih saham lain, tidak menambah kepemilikan di situ," imbuh Fendi.

Oleh sebab itu, keberadaan pembeli siaga atau standby buyer dalam menjadi faktor yang penting yang juga akan dicermati oleh investor. Secara umum, investor juga akan mencerna rencana penggunaan dana yang didapat dari aksi tersebut.

Sukarno mengamini, meski tidak bisa berdampak secara instan terhadap kinerja, namun tujuan penggunaan dana akan jadi pertimbangan investor. Alokasi dana untuk ekspansi atau pengembangan usaha akan lebih membawa daya tarik.

"Meskipun kalau untuk bayar utang nantinya akan berpengaruh ke rasio yang menjadi lebih bagus," imbuhnya.

Sementara itu, Andhika menyarankan untuk mengkombinasikan dengan analisa teknikal guna memilih momentum koleksi yang tepat.

Dari sejumlah saham yang menggelar rights issue atau private placement, Andhika merekomendasikan buy MAPB dan SOCI dengan target harga masing-masing di Rp 2.600 dan Rp 220.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×