kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Emiten Konstruksi Masih Akan Temui Tantangan di Semester II


Rabu, 12 Juli 2023 / 18:38 WIB
Emiten Konstruksi Masih Akan Temui Tantangan di Semester II
ILUSTRASI. Kinerja emiten konstruksi diprediksi masih akan menemui tantangan berat di semester II 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konstruksi diprediksi masih akan menemui tantangan berat di semester II 2023.

Saat ini, beberapa proyek pembangunan sudah mulai kembali bergulir, termasuk pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Misalnya saja, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Juni 2023 sebesar Rp 11,62 triliun. Perolehan kontrak baru ini tumbuh 6,31% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp. 10,93 triliun.

Dalam siaran pers, Selasa (11/7), Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, sampai dengan Juni 2023, kontrak baru dari pemerintah (government) mendominasi perolehan kontrak baru, yaitu dengan kontribusi sebesar 45,67%.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Targetkan 6 Proyek di IKN Rampung Tahun 2024

Namun, berkaca pada kasus BUMN Karya sebelumnya, pemerintah sebagai pemilik proyek kerap lambat membayar.

Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mengatakan, kinerja emiten konstruksi masih akan cenderung konservatif hingga akhir tahun 2023. Hal tersebut didorong sejumlah sentimen, seperti pertumbuhan kontrak baru yang tidak signifikan.

Pemilu 2024 juga akan membuat pasar cenderung menanti terlebih dahulu arah kebijakan presiden selanjutnya terhadap pembangunan dan infrastruktur.

Selain itu, emiten konstruksi pun masih mengalami tantangan masalah likuiditas dan arus kas yang negatif.

“Suku bunga yang tinggi berdampak terhadap kenaikan beban keuangan dan akses pendanaan yang terbatas,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/7).

Menurut Ayu, emiten konstruksi bisa melakukan mitigasi untuk memberikan dampak positif ke kinerja keuangan mereka.

“Mitigasi yang bisa mereka lakukan salah satunya adalah memperbanyak mekanisme pembayaran termin pada proyek,” ungkapnya.

Ayu merekomendasikan speculative buy saham PTPP dengan target harga di kisaran Rp 575 - Rp 650 per saham.

PTPP, kata Ayu, mampu membukukan pertumbuhan positif pada laba tahun berjalan kuartal I 2023 yang tercatat naik sebesar 15% YoY menjadi Rp 61,6 miliar.

“Kenaikan laba itu juga diikuti pertumbuhan pendapatan PTPP sebesar 2% YoY di kuartal I 2023,” ujarnya.

Baca Juga: Kontrak Baru PTPP Per Juni 2023 Capai Rp 11,62 Triliun, Naik 6,31%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×