Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengocok ulang penghuni indeks LQ45. Rencananya, para penghuni jajaran baru indeks ini papan atas ini bakal diumumkan akhir Juli dan resmi berlaku pada awal Agustus 2023.
Sejumlah nama digadang-gadang bakal masuk indeks paling likuid di bursa saham dalam negeri. Diantaranya, PT Adaro Minerals Energy Tbk (ADMR) dan PT Bumi Minerals Resources Tbk (BRMS).
Tak hanya itu, dari kabar yang beredar saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) juga berpotensi masuk indeks LQ45.
Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Roger M.M. menilai, dari beberapa nama yang berbeda, MAPI merupakan salah satu terkuat untuk bisa masuk ke indeks LQ45.
"Untuk bisnis retail memang mendapat sentimen positif pasca Covid-19, ditambah data penjualan ritel Indonesia juga tumbuh positif dalam tiga bulan terakhir," tutur dia kepada Kontan.co.id, Selasa (11/7).
Baca Juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Menguat Hingga 7.600 di Semester II 2023
Jika ditelisik, MAPI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,09 triliun pada Kuartal I-2023. Nilai tersebut berhasil tumbuh 32,33% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 5,36 triliun.
Seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat, Roger memproyeksikan MAPI mampu mencetak laba yang positif sepanjang 2023. Per 31 Maret 2023, MAPI mencatatkan bersih senilai Rp 404,55 miliar.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, secara teknikal dan fundamental GGRM dan MAPI berpotensi untuk masuk ke indeks LQ45.
Menurut Nafan, secara valuasi GGRM masih tergolong menarik walaupun pergerakan sahamnya sedang dalam fase uptrend. Per Selasa (11/7), Price Earnings Ratio (PER) GGRM berada di level 6,86 kali.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.796, TLKM, ASII, INKP Paling Banyak Net Buy Asing, Selasa (11/7)
Hingga 31 Maret 2023, GGRM mencatatkan pendapatan Rp 29,73 triliun atau naik 1,50% secara tahunan. Namun laba bersih emiten rokok ini berhasil melonjak 82,32% YoY menjadi Rp 1,96 triliun.
"Kinerja bottom line GGRM masih bagus karena didorong oleh daya beli domestik yang masih terjaga, ditambah pergerakan sahamnya sepanjang tahun berjalan ini terus menguat," ucap Nafan.
Lukman Hakim, Senior Research Analyst Reliance Sekuritas justru menilai saham grup Panin, yakni PNLF menjadi kandidat terkuat untuk masuk bergabung dalam indeks LQ45.
Pertimbangannya, saham PNLF tengah menjadi incaran investor karena punya valuasi yang masih undervalued. Adapun price to book value ratio (PBVR) PNLF berada di posisi 0,37 kali.
Baca Juga: IHSG Naik 0,98% ke 6.796 Hari Selasa (11/7), Sektor Kesehatan Melesat 2,88%
Selain keenam saham yang digadang-gadang itu, Lukman menilai saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berpotensi masuk ke dalam indeks LQ45. Saham emiten tambang mineral ini punya kapitalisasi pasar yang tinggi.
"Tidak menutup kemungkinan, pendatang baru seperti AMNN berpotensi masuk ke dalam indeks LQ45 dengan market cap, likuiditas dan performa keuangan yang cukup naik," imbuhnya.
Kendati begitu, Lukman merekomendasikan beli PNLF dengan target harga Rp 540. PNLF menutup perdagangan, Selasa (11/7), dengan menguat 5,16% di posisi Rp 326.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News