kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,90   4,55   0.49%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten gencar menerbitkan obligasi global


Rabu, 15 Januari 2020 / 21:06 WIB
Emiten gencar menerbitkan obligasi global
ILUSTRASI. Beberapa emiten kompak meluncurkan surat utang global mengikuti langkah pemerintah.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Senada, Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan, beberapa emiten kompak akan meluncurkan global bond di awal tahun ini karena tren penurunan yield masih terjadi, sehingga emiten mendapat cost of fund yang murah.

Emiten makin mantap meluncurkan global bond juga didukung besarnya permintaan asing dan ketegangan geopolitik makin mereda. "Kekhawatiran investor terhadap konflik AS dan Iran tidak seburuk seperti yang ditakutkan sebelumnya, ini membuat emiten di Indonesia mulai berani menerbitkan global bond," kata Ariawan.

Kondisi tersebut juga mendukung permintaan asing terhadap obligasi global Indonesia bertambah. Selain itu meski tren yield dalam negeri sedang rendah, tetapi jika dibandingkan dengan yield global bond dari negara lain, tawaran kupon di Indonesia masih lebih tinggi.

Baca Juga: Awas, risiko baru ekonomi global: Ledakan jumlah utang dunia

Penerbitan obligasi global oleh korporasi dalam negeri pun mendapat dukungan dari besarnya minat investor asing ke pasar obligasi dalam negeri. "Yield global bond negara lain relatif rendah bahkan minus," kata Ariawan.

Ke depan, Ariawan memproyeksikan prospek peluncuran global bond dari korporasi berpotensi makin ramai karena bank sentral global cenedrung belum menunjukkan tanda-tanda hawkish atau menaikkan suku bunga acuan. Dengan begitu, yield obligasi global masih cenderung rendah. Artinya, obligasi Indonesia denominasi dolar AS akan menarik bagi asing karena memberi kupon yang cukup tinggi.

Baca Juga: Utang Masih Jadi Andalan untuk Menutup Defisit Anggaran

Senada, Edbert mengatakan ekspektasi yield untuk bergerak naik relatif kecil. Penyebabnya, potensi perekonomian ekonomi global akan melemah masih belum sirna. Dengan begitu, suku bunga rendah masih akan digunakan sebagai senjata untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi.

"Ekspektasi ke depan cost of fund emiten mengeluarkan global bond masih bisa lebih murah lagi," kata Edbert.

Di satu sisi, Edbert mengatakan dengan potensi pertumbuhan Indonesia yang stabil dalam beberapa tahun ke depan maka global bond Indonesia akan menarik bagi investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×