Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terlepas dari pertumbuhan ini, Hendri mengamini ada sedikit risiko potensi penurunan pendapatan di kala masih minimnya daya beli masyarakat dan efek pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Kinerja UNVR kemungkinan masih tertekan di masa harga komodias seperti CPO dan soybean oil (yang merupakan bahan baku dari UNVR masih relatif tinggi. Ada faktor karena masih adanya unsur ketidakpastian akibat pandemi dan PPKM yang masih berlanjut,” terang Hendri kepada Kontan.co.id, Senin (27/9). Daya beli masyarakat yang masih tertekan juga masih mempengaruhi kinerja keuangan dari UNVR.
Di sisi lain, saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bisa dicermati. Hendri bilang, meskipun ERAA mempunyai ROA dan ROE yang relatif kecil, performa ROE dan ROA Erajaya dari tahun 2018 hingga sekarang relatif bertumbuh. Saat ini, ERAA memiliki ROE sebesar 19,30%.
Return ERAA juga diperkirakan akan terus meningkat dimana permintaan barang elektronik di tengah pademi relatif tinggi. Hal ini juga disokong oleh ekspansi dan penetrasi pemasaran ERAA yang cukup massif. Ditambah dengan ekspektasi earnings yang masih positif terutama didorong oleh rilis iPhone 13 pada September ini.
Baca Juga: Mirae Asset rekomendasikan trading buy HMSP seiring proyeksi cukai SKT tidak naik
Dibukanya kembali pusat perbelanjaan juga bisa menjadi salah satu katalis bagi emiten ritel seperti ERAA, serta berpotensi mendorong penjualan offline store ERAA. Dampak dari implementasi IMEI serta masih berlanjutnya program bekerja dari rumah (WFH) dinilai Hendri masih akan berlanjut sampai dengan akhir 2021.
Hendri merekomendasikan buy on weakness untuk saham ERAA dengan target harga Rp 830. Sementara itu, dia merekomendasikan hold untuk saham UNVR ketika masih berada di bawah level Rp 4.000. “Namun apabila UNVR terkonfirmasi kuat di atas level Rp 4.000, kami rekomendasikan buy untuk UNVR,” pungkas Hendri.
Sukarno merekomendasikan wait and see untuk saham UNVR. Sebab, tren harga saham emiten barang consumer ini masih dalam kondisi tren bearish, dan belum ada tanda akan kembali transisi menjadi tren bullish kembali. “Tunggu harga menunjukkan sinyal pembalikan arah tren dahulu untuk bisa masuk kembali,” jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).
Hari ini (27/9), saham UNVR terkoreksi 2,77% ke level Rp 3.860. Sejak awal tahun, saham UNVR telah terkoreksi 47,48%.
Baca Juga: Emiten Pemberi Imbal Hasil Tinggi Tak Selalu Layak Koleksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News