kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten-emiten ini punya kas tinggi, begini rekomendasi sahamnya


Selasa, 09 November 2021 / 08:30 WIB
Emiten-emiten ini punya kas tinggi, begini rekomendasi sahamnya


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deretan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kas dan setara kas cukup besar hingga kuartal ketiga tahun ini.

Jika mengacu laporan keuangan emiten yang tergabung dalam indeks LQ45, PT Astra International Tbk (ASII) menjadi salah satu emiten dengan posisi kas dan setara kas yang tinggi.

Per September 2021, ASII mencatatkan kas dan setara kas Rp 60,53 triliun atau tumbuh 27,29% dari posisi pada akhir tahun lalu.

Anak usaha ASII yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) juga membukukan kenaikan kas dan setara kas sebesar 54,32% menjadi Rp 31,62 triliun per kuartal III-2021, jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2020.

Adapun daftar 10 emiten LQ45 dengan kas setara kas cukup tinggi hingga kuartal III-2021, meliputi ASII, UNTR, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), serta PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Baca Juga: Punya kas tebal, Astra International (ASII) terus eksplorasi peluang bisnis baru

Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis menjelaskan, kenaikan kas hingga kuartal III-2021 ini sejalan dengan kondisi bisnis yang membaik di tahun ini.

"Capex atau belanja modal tetap dijalankan di tahun ini sesuai rencana, dan kas kami gunakan juga untuk pembayaran dividen interim yang sudah terlaksana di Oktober kemarin," jelas Sara pada Kontan.co.id, Senin (8/11).

Sebagai informasi, UNTR menganggarkan capex US$ 290 juta untuk 2021, nilai tersebut lebih tinggi dari capex UNTR tahun lalu yang hanya US$ 190 juta. Sara bilang, hibgga September 2021 UNTR sudah menyerap capex US$ 120 juta.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mencermati, jika dilihat secara pendapatan emiten memang pertumbuhannya belum begitu signifikan, namun dari sisi laba bersih terjadi kenaikan yang signifikan karena emiten melakukan efisiensi. Nah, hal ini berkontribusi terhadap kenaikan posisi kas emiten.

"Untuk dividen tahun buku 2020, juga terjadi penurunan rasio pembagian dividen emiten, sehingga kondisi ini ikut berkontribusi terhadap posisi kas emiten per kuartal III ini," terangnya.

 

Selanjutnya, Alfred memprediksi emiten mulai percaya diri untuk mulai membagikan dividen interim pada kuartal IV tahun ini. Oleh karena itu, posisi kas emiten diproyeksi akan kembali turun di tahun depan.

Tak hanya dari jumlah pembagian dividen, adanya peningkatan belanja modal emiten untuk tahun 2022 juga akan memangkas posisi kas emiten.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat, ini rekomendasi saham WIKA, LSIP, dan BSDE besok (9/11)

Alfred menilai, pelaku pasar lebih optimis terhadap kondisi ekonomi 2022 dengan terkendalinya pandemi Covid-19 dan pelaksanaan tappering off The Fed yang sudah jelas.

Sebelumnya, sambung Alfred, optimisme emiten sempat tertahan pasca kembali meledaknya kasus covid-19 yang menyebabkan pemberlakuan PPKM di kuartal III 2021. Menurutnya, dalam kondisi tersebut tentu emiten-emiten akan cenderung wait and see atau menahan ekspansi lebih dulu.

"Tapi pada kondisi saat ini, tentu akan berbeda mengingat penanggulangan Covid dinilai sangat baik, yang berimbas dimulainya pelonggaran pembatasan dan meningkatkan aktivitas ekonomi ke depan," tambahnya.

Untuk melihat posisi kas, Alfred menambahkan, penting bagi investor untuk menilainya dengan menggunakan analisa rasio atau tidak melihatnya hanya dari sisi besarannya saja.

Seperti rasio kas terhadap kapitalisasinya, rasio kas terhadap aset lancarnya, ataupun terhadap utang lancarnya.

Setelah melihat rasionya, penting juga untuk melihat dari sektoranya. Sebab, posisi kas yang tinggi bagi emiten akan semakin baik jika emiten tersebut berada di sektor yang punya prospek baik, sehingga penggunaan kas tersebut akan bisa menghasilkan return yang optimal.

Baca Juga: IHSG naik 0,77% ke 6,632 di perdagangan Senin (8/11), ney buy asing Rp 463,43 miliar

Dari daftar emiten tersebut, Alfred mengatakan emiten seperti BBNI, ASII, PTPP dan UNTR memiliki rasio cash ekuivalen per share dibandingkan harga saham yang lebih besar ketimbang emiten lainnya.

Alfred merekomendasikan saham ASII, UNTR, dan juga BBNI masih layak untuk dikoleksi. Saham-saham tersebut dinilai masih memiliki valuasi PE yang masih murah dibandingkan pasar ataupun sektoralnya.

"Dan emiten-emiten tersebut kami perkirakan masih akan mencatatkan pertumbuhan yang bagus di tahun 2022. Dan terakhir pertimbangan potensi dividen yang dibagikan," pungkas Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×