Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah emiten emas dan perhiasan berlomba-lomba mengerek target penjualan tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarief Faisal Alkadrie menyebut, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam akan senantiasa berupaya meningkatkan kinerja produksi dan penjualan seluruh komoditas inti.
Faisal mengatakan, Antam akan berfokus pada strategi pengembangan basis pelanggan di dalam negeri.
“Terutama pada produk emas, bijih nikel, dan bauksit,” terang Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (9/2).
Baca Juga: Masuk Tahun Naga Kayu, Cek Komoditas yang Diprediksi Paling Menguntungkan
Perusahaan pelat merah ini juga akan berfokus dalam upaya pengelolaan biaya di seluruh lini operasi, menjaga cash cost agar tetap kompetitif dan efisien, serta terus melakukan inovasi bisnis.
Adapun volume produksi dan penjualan komoditas emas Antam kompak terkoreksi sepanjang tahun lalu. Antam memproduksi 1.208 kg emas atau setara 38.838 oz.
Produksi emas Antam ini menurun 4,73% jika dibandingkan dengan volume tahun 2022 yang mencapai 1.268 kg atau setara 40.767 oz.
Namun, produksi ini berhasil mencapai target produksi emas Antam di angka 1.167 kg atau 37.519 oz.
Baca Juga: Investasi di Saham, Ini 2 Metode yang Digunakan Warren Buffett
Pada 2023, kegiatan eksplorasi emas ANTM dilaksanakan di Pongkor, Jawa Barat. Di wilayah ini, kegiatan yang dilakukan yakni pengeboran bawah tanah (underground drilling) dan pengeboran permukaan (surface drilling).
Di periode yang sama, ANTM menjual 26.129 kg emas atau setara 840.067 oz emas. Realisasi ini menurun 25,27% dari penjualan emas di tahun 2022 yang mencapai 34.967 kg atau 1,12 juta oz.
PT United Tractors Tbk (UNTR) juga terus memacu bisnis tambang emas emasnya. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menaksir adanya kenaikan produksi emas tahun ini dari Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan.
Baca Juga: Harga Jual Kembali Uang Baru China Berlambang Naga Melesat
Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis mengungkapkan, penjualan emas Tambang Martabe ditargetkan mencapai 210.000 oz tahun ini, naik dari estimasi penjualan Martabe tahun 2023 yang di kisaran sekitar 175.000 oz.
Menurut Sara, produksi emas yang kembali meningkat bisa terjadi ketika kapasitas fasilitas tailing storage sudah diperluas.
Sementara itu, volume penjualan tambang emas baru milik UNTR yakni Sumbawa Jutaraya (SJR) diestimasikan mencapai 25.000 oz.
Sehingga, jika ditotal, proyeksi penjualan emas UNTR tahun ini adalah 235.000 oz.
Untuk memuluskan rencana di bisnis emas, UNTR mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebanyak Rp 1,8 triliun.
Capex di lini bisnis emas umumnya digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan pemeliharaan fasilitas tambang. “Capex ini untuk tambang Martabe dan Sumbawa Jutaraya sekaligus,” kata Sara.
Baca Juga: Perbankan Besar Ngebut di Bisnis Mobile Banking
Per November 2023, UNTR memproduksi 166.468 oz emas. Realisasi ini menurun 36,82% dari produksi di periode yang sama tahun 2022 yakni sebanyak 263.492 oz emas.
Tak hanya dari sisi produsen, emiten yang bergerak di bisnis hilir emas juga turut menaikkan target tahun ini, salah satunya emiten penjual perhiasan, yakni PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).
Director of Investor Relations HRTA Thendra Chrisnanda mengatakan, pendapatan HRTA pada tahun ini diproyeksikan dapat bertumbuh sebesar 30% secara year-on-year (YoY).
HRTA mengasumsikan adanya pertumbuhan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 5% (YoY) di 2024.
“Setiap tahunnya HRTA menargetkan pertumbuhan ASP yang konservatif, dimana fokus utama kami lebih kepada pertumbuhan volume penjualan,” terang Thendra kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Siapkan Beberapa Rencana Strategis pada Tahun Ini
Salah satu ikhtiar HRTA menggenjot pendapatan tahun ini adalah memaksimalkan peluang pasar ekspor. HRTA menargetkan penjualan ekspor dapat berkontribusi hingga 30% dari total pendapatan konsolidasian di akhir tahun 2024.
Pada pertengahan Januari ini, HRTA kembali melakukan ekspor ke India, tepatnya dengan RKD Solutions, perusahaan kemitraan yang berasal dari Hyderabad yang telah berpengalaman dalam bisnis perdagangan internasional sejak 1998.
Kerjasama ekspor perhiasan emas ke India tersebut berjangka waktu dari 17 Januari 2024 sampai 31 Desember 2024.
RKDS melakukan pemesanan perhiasan emas sebanyak 160 kg per bulan atau total pemesanan sebanyak 1,92 ton yang akan dipenuhi dalam jangka waktu kontrak kerja sama.
Nilai transaksi tersebut diperkirakan sebesar US$ 113,51 juta atau setara dengan Rp 1,77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News