kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen Global Membayangi Emiten Emas, Saham Ini Layak untuk Investasi dan Trading


Jumat, 26 Januari 2024 / 08:48 WIB
Sentimen Global Membayangi Emiten Emas, Saham Ini Layak untuk Investasi dan Trading
ILUSTRASI. Usai meredup dalam beberapa hari terakhir, mayoritas saham emiten emas mulai bersinar lagi pada perdagangan Kamis (25/1).KONTAN/Cheppy A. Muchlis/11/01/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai meredup dalam beberapa hari terakhir, mayoritas saham emiten emas mulai bersinar lagi pada perdagangan Kamis (25/1). Meski begitu, sejumlah sentimen global masih membayangi kilau saham emiten emas pada awal tahun ini.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengamati faktor eksternal masih dominan menyetir pergerakan saham emiten emas. Terutama dari fluktuasi harga komoditas emas dan ekspektasi terhadap pemangkasan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Harga komoditas emas belakangan ini cukup berfluktuasi pada kisaran US$ 2.015 per ons. Menurut Felix, kondisi ini tak lepas dari reaksi investor terhadap data Purchasing Managers Index (PMI) AS yang lebih kuat dari perkiraan. 

Pada Januari 2024, PMI Komposit AS Global S&P naik menjadi 52,3. Menggambarkan lonjakan paling cepat dalam aktivitas bisnis sejak Juni 2023. Situasi ini mendorong spekulasi pelonggaran moneter The Fed akan dimulai lebih lambat dari konsensus sebelumnya. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 6.000 Jadi Rp 1.130.000 Per Gram Pada Jumat (26/1)

"Investor juga mencermati angka-angka inflasi yang dijadwalkan akan dirilis pada akhir minggu, untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai jalur moneter," ungkap Felix kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).

Research Analyst MNC Sekuritas Alif Ihsanario sepakat, agenda pemangkasan suku bunga The Fed menjadi penggerak utama prospek emas tahun ini. Hanya saja, penurunan suku bunga The Fed dan narasi seputar emas saat ini tergantung pada kekuatan perekonomian AS.

"Untuk sementara emas kami lihat masih tertahan upside-nya," kata Alif.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menimpali, sikap pasar yang menunggu keputusan suku bunga The Fed menjadi salah satu faktor yang membuat saham emiten emas cenderung melandai. Selain soal suku bunga, sentimen lain yang menjadi katalis penting bagi prospek komoditas ini adalah tingkat inflasi global dan pertumbuhan ekonomi China.

Meski begitu, masih ada peluang kenaikan harga komoditas yang memoles prospek saham emiten emas. Miftahul memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 per ons, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed terjadi pada kuartal I-2024.

Felix bahkan memproyeksikan harga emas bisa menyentuh level US$ 2.150, yang terdorong oleh memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Pasalnya, ketegangan ini bisa menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven. "Menurut saya harga emas masih solid," imbuh Felix.

Sedangkan Alif memprediksi permintaan terhadap emas masih cenderung rendah pada semester I-2024. 

"Untuk cerita pada semester II mungkin kembali lagi momentumnya ke emas. Tentu sambil memantau perkembangan ekonomi AS dan arah The Fed," ujar Alif.

Baca Juga: Harga Emas Naik Pada Jumat (26/1) Pagi, Didukung Data Ekonomi AS yang Kuat

Walau prospek emas masih cukup berkilau, namun Alif mengingatkan dampaknya bisa berbeda pada masing-masing saham. Bagi emiten yang porsi pendapatan dari segmen emas bernilai besar, momentum bullish komoditas emas akan punya peran signifikan. Begitu juga sebaliknya.

Contohnya pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI). Beda cerita dengan emiten yang pendapatannya dominan dari segmen lain. Seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) yang lebih digerakkan oleh prospek alat berat dan batubara, serta PT Merdeka Copper Gold Tkbk (MDKA) dengan komoditas nikel.

Rekomendasi Saham

Sebagai pilihan investasi, Alif menyematkan rekomendasi buy ANTM dengan target harga Rp 2.080. Kemudian, hold MDKA untuk target harga Rp 3.030. 

Felix juga menjagokan ANTM dan MDKA dengan target masing-masing di Rp 2.200 dan Rp 3.300. Sedangkan Khaer menyarankan saham ANTM dengan target Rp 1.800. 

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan harga komoditas emas akan terkoreksi terlebih dahulu. Sebagai pertimbangan trading, ada lima saham yang layak diperhatikan.

Herditya menyarankan trading buy saham ANTM dengan support Rp 1.525 dan resistance pada Rp 1.600. Kemudian, buy MDKA support Rp 2.570 dan resistance Rp 2.830 serta buy on weakness saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan support Rp 360 dan resistance Rp 394.

Rekomendasi lainnya, speculative buy terhadap saham UNTR dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). Support saham UNTR ada di Rp 22.325 dan resistance Rp 23.825. Sedangkan support saham PSAB ada di Rp 96 dan resistance pada Rp 110.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyarankan speculative buy ANTM dekat area support sekaligus stoploss pada Rp 1.450 dan target di Rp 1.700. Selanjutnya, buy saham UNTR [stop loss: Rp 22.300 dan target harga Rp 25.000] dan buy HRTA [stoploss Rp 360 dan target harga Rp 426].

Ivan juga merekomendasikan saham MDKA dan PSAB dengan strategi buy on weakness. 

Saham MDKA layak buy on weakness jika koreksi setidaknya ke level Rp 2.500, stoploss pada Rp 2.330 dan target harga ada di Rp 3.250. 

Untuk PSAB, pertimbangkan buy on weakness di Rp 90 - Rp 95, stoploss pada Rp 90 dan target harga di Rp 124 per saham.

Selanjutnya: Hutang Ada yang Baik dan Ada yang Buruk, Ini Penjelasan Robert Kiyosaki

Menarik Dibaca: Masih Rawan Melemah, NH Korindo Sarankan Investor dan Trader Tahan Pembelian Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×