Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian emiten batubara telah merilis laporan keuangan dan kinerja operasional tahun 2024. Mayoritas emiten memasang target optimistis dengan mengerek volume produksi dan penjualan batubara dalam panduan tahun 2025.
Tengok saja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang membidik produksi batubara sebanyak 50 juta ton dan penjualan 50,1 juta ton. Target produksi PTBA tahun ini naik 15,47% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan realisasi 43,3 juta ton pada 2024.
Sedangkan target penjualan batubara PTBA tahun ini meningkat 16,78% ketimbang capaian 42,9 juta ton sepanjang tahun lalu.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Tambang di Tengah Kebijakan DHE SDA, HBA dan Pelemahan Harga
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga ingin mengerek kinerja operasionalnya. ITMG ingin mendongkrak produksi batubara sebanyak 2,97% - 8,41% (yoy) dari 20,2 juta ton menjadi 20,8 juta ton - 21,9 juta ton.
Sementara target penjualan naik 9,58% - 14,16% (yoy) dari 24 juta ton menjadi 26,3 juta ton - 27,4 juta ton pada 2025.
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tak ketinggalan untuk mendongkrak kinerja pada 2025. Emiten tambang batubara milik taipan Low Tuck Kwong ini mengejar volume produksi sebanyak 69 juta - 72 juta ton, atau melonjak 21,26% - 26,53% ketimbang realisasi 56,9 juta ton pada 2024.
BYAN pun mengerek target volume penjualan sebanyak 24,55% - 28,11% dari 56,2 juta ton menjadi 70 juta - 72 juta ton pada 2025. Dengan target harga jual rata-rata antara US$ 58 - US$ 60 per ton, BYAN memproyeksikan pendapatan tahun ini bisa menyentuh US$ 4,1 miliar - US$ 4,4 miliar.
Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Dipangkas, Cek Rekomendasi Saham TOTL dan ACST
Berbeda dari emiten batubara milik Garibaldi "Boy" Thohir yang memasang target lebih konservatif. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menargetkan volume penjualan batubara termal sebanyak 65 juta ton - 67 juta ton. Lebih rendah dibandingkan realisasi penjualan batubara AADI sebanyak 68,06 juta ton pada tahun lalu.
Sementara itu, setelah melepas pengendalian di AADI, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) kini mengandalkan batubara metalurgi. ADRO membidik penjualan 5,6 juta ton - 6,1 juta ton batubara metalurgi melalui anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Sebagai perbandingan, ADMR menjual batubara metalurgi sebanyak 5,62 juta ton pada tahun 2024. Dus, pada tahun ini ADMR mengejar stabilitas penjualan sembari mengintip peluang pertumbuhan sebanyak 8,54% (yoy).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham TAPG dan DSNG Usai Cetak Kinerja Positif di 2024
Head of Corporate Communication Alamtri Resources Indonesia, Febriati Nadira optimistis terhadap prospek pertumbuhan ADMR. Terutama didukung oleh pertumbuhan permintaan di wilayah Asia termasuk Indonesia berkat permintaan yang tinggi dari pabrik-pabrik kokas domestik dan Asia Timur.
Produk ADMR yang dikenal sebagai Enviromet dijual kepada pelanggan blue-chip di Jepang, China, India, Indonesia, dan Korea Selatan. "Pelanggan kami sebagian besar memiliki kontrak jangka panjang dan kami fokus untuk memenuhi permintaan pelanggan," kata Nadira kepada Kontan.co.id, Kamis (6/3).