Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau emas kian menyilaukan di sepanjang paruh pertama 2020. Buktinya, dalam enam bulan pertama tahun ini, harga emas spot sudah menanjak 17,38%.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot pada akhir tahun 2019 masih di level US$ 1.517,27 per ons troi. Namun, harga emas pun melesat ke posisi US$ 1.780,96 per ons troi pada 30 Juni lalu.
Asal tahu saja, harga pada akhir bulan Juni lalu itu menjadi harga tertinggi bagi emas sejak 4 Oktober 2012 silam. Kala itu, harga emas berada di US$ 1.790,15 per ons troi.
Baca Juga: Semakin sore, harga emas spot bergerak naik di US$ 1.772,83 per ons troi
Dengan raihan mentereng ini, si kuning menjadi komoditas logam mulia yang memiliki kinerja paling mentereng pada enam bulan terakhir.
Analis Global Kapital Alwi Assegaf mengatakan, kinerja positif emas tidak terlepas banyaknya ketidakpastian yang melanda belakangan ini. Hal tersebut membuat instrumen safe haven seperti menjadi emas paling dicari.
Katalis yang membuat kilau emas terus berpedar datang dari pandemi virus corona pada awal tahun dan ancaman gelombang keduanya, yang akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi global hingga ketegangan geopolitik yang melibatkan beberapa negara belakangan ini.
“Terbaru, kasus positif virus corona sudah tumbus 10 juta, yang tersebar di beberapa negara, dengan Amerika Serikat (AS), paling tinggi tingkat infeksinya. Disusul Brasil dan India. Selain itu, kebijakan stimulus yang dijalankan oleh bank sentral dunia turut mendorong sentimen kenaikan emas belakangan ini,” ujar Alwi.
Lebih lanjut, dengan kebijakan stimulus yang kemungkinan belum akan berhenti selama pandemi virus corona belum bisa diselesaikan. Alwi pun memproyeksi laju positif emas akan belum berhenti dalam waktu dekat. Apalagi jika vaksin virus corona belum akan ditemukan, peningkatan infeksi dinilai akan semakin menguatkan sentimen positif untuk emas.
“Meningkatnya kasus positif bisa membuat banyak negara untuk kembali menerapkan aturan lockdown sehingga prospek pemulihan ekonomi juga terganggu dan semakin mendorong minat terhadap safe haven. Dengan IMF yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh negatif 4,9% pada tahun ini, ruang bullish emas masih terbuka,” lanjut Alwi.
Alwi memperkirakan tren bullish emas masih akan berlaku selama harga masih bertahan di atas US$ 1.755 per ons troi untuk tren jangka menengah. Hitungan Alwi, saat ini emas tengah menguji level resistance berikutnya di US$ 1.800 per ons troi.
Sedangkan pada semester II-2020, Alwi menyebut rentang pergerakan emas akan berada di kisaran US$ 1.760 - US$ 1.920 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News