Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, harga emas berpotensi melemah. Perkembangan negosiasi dagang, data ekonomi utama dari Amerika Serikat (AS), serta ketegangan geopolitik akan menjadi pemicu utama arah pergerakan harga emas selanjutnya.
Berdasarkan Trading Economics, harga emas spot berada di US$ 3.336 per ons troi atau menguat 0,61% dalam 24 jam terakhir pada Jumat (9/5) pukul 21.49 WIB.
Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menuturkan bahwa pada pekan ini harga emas menguat didukung meningkatnya tensi geopolik, khususnya antara India dan Pakistan. Juga, ketidakpastian negosiasi dagang antara AS dan China.
Baca Juga: Harga Emas Diproyeksi Tembus US$3.000 Per Ons Troi di Pekan Depan
"Keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuan turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai," tulisnya dalam riset mingguan, Jumat (9/5).
Namun demikian, seiring berjalannya minggu, ekspektasi positif terhadap perkembangan negosiasi dagang AS-China serta rilis data pekerjaan AS yang kuat berpotensi menurunkan permintaan terhadap aset safe haven.
Secara teknikal, Andy melihat harga emas saat ini menunjukkan kecenderungan melemah.
Berdasarkan kombinasi analisa candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish emas mulai kehilangan momentumnya dan diperkirakan akan tetap melemah hingga pekan depan.
Baca Juga: Rupiah Pekan Ini Naik Tipis versus Dolar AS, Begini Prediksi di Pekan Depan
"Meskipun demikian, peluang rebound masih terbuka lebar," katanya.
Andy memproyeksikan bahwa emas berpotensi mengalami rebound teknikal menuju area US$ 3.500 per ons troi jika tidak ada sentimen negatif yang mendominasi.
Level ini menjadi target atas yang realistis jika harga mampu bertahan dan mendapatkan dukungan dari data ekonomi yang kurang solid atau meningkatnya ketegangan geopolitik.
Baca Juga: Menguat Sepekan Berkat Ekspektasi Suku Bunga, Begini Proyeksi Rupiah Pekan Depan
Namun demikian, ada juga risiko yang perlu diwaspadai. "Jika harga berbalik arah dan menembus level key point di US$ 3.182 per ons troi, maka kemungkinan penurunan lanjutan bisa terjadi hingga menyentuh level US$ 3.074 per ons troi," tutupnya.
Selanjutnya: Investor Kripto RI Naik per Maret Tapi Transaksi Turun Tipis, Ini Kata OJK
Menarik Dibaca: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News