kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.431.000   15.000   0,62%
  • USD/IDR 16.693   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.620   -80,44   -0,92%
  • KOMPAS100 1.182   -10,18   -0,85%
  • LQ45 847   -9,87   -1,15%
  • ISSI 310   -3,01   -0,96%
  • IDX30 434   -7,32   -1,66%
  • IDXHIDIV20 502   -8,12   -1,59%
  • IDX80 132   -1,25   -0,94%
  • IDXV30 137   -3,01   -2,15%
  • IDXQ30 138   -2,16   -1,54%

Ekspansi PGEO Jadi Sokongan Prospek ke Depan, Begini Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 11 Desember 2025 / 18:10 WIB
Diperbarui Kamis, 11 Desember 2025 / 18:31 WIB
Ekspansi PGEO Jadi Sokongan Prospek ke Depan, Begini Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PLTP Lumut Balai Unit 2 yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja yang tertekan dengan bottom line dicatat merosot hingga kuartal III 2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja yang tertekan dengan bottom line dicatat merosot hingga kuartal III 2025.

Kendati demikian, prospek PGEO ke depan dinilai tetap solid ditunjang ekspansi proyek, kontrak jangka panjang dengan PLN, dan potensi pertumbuhan kapasitas.

Sebagaimana diketahui, PGEO membukukan pertumbuhan pendapatan 4,20% year on year (YoY) menjadi US$ 318,86 juta per kuartal III-2025. Namun, pada periode yang sama, laba bersih PGEO tergerus 22,18% yoy menjadi US$ 104,26 juta.

Abida Massi Armand analis BRI Danareksa Sekuritas menyebut tekanan utama PGEO berasal dari beban non-kas, terutama kenaikan beban keuangan akibat reklasifikasi sementara IDC proyek Hululais, serta mulai terealisasinya beban bunga Lumut Balai Unit 2 setelah COD penuh pada Juni 2025. 

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Optimistis Bisa Pulihkan Laba Bersih

Selain itu, depresiasi meningkat seiring ekspansi aset. Faktor-faktor ini bersifat akuntansi dan tidak mencerminkan pelemahan operasional, terlihat dari EBITDA yang tetap solid.

Sedangkan Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra dan Hasan Barakwan menyebut laba bersih PGEO yang meleset pada periode ini disebabkan oleh kenaikan biaya program opsi saham manajemen perusahaan (MESOP), tambahan beban depresiasi dari PLTP baru di Lumut Balai, serta rugi selisih kurs. 

Namun, untuk ke depan, Etta dan Hasan bilang prospek PGEO akan didukung oleh adanya hambatan masuk yang tinggi (proses perizinan panjang dan kebutuhan capex besar), model pendapatan stabil seperti misalnya kontrak jangka panjang dengan PLN, serta profitabilitas kuat. Tetapi, ada beberapa risiko yang perlu dicermati.

 

“Ada risiko yang perlu diperhatikan PGEO, mencakup ketergantungan tinggi pada PLN, potensi keterlambatan proyek, penyesuaian harga yang lebih rendah dari ekspektasi, volatilitas kurs, dan bencana alam,” ujar Etta dan Hasan dalam risetnya, 27 Oktober 2025.

Pun Abida bilang prospek jangka panjang PGEO akan disokong oleh pengoperasian Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan tambahan 10 MW PLTP Ulubelu yang dibidik beroperasi pada 2026.

Baca Juga: Gelar RUPSLB, Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Rombak Komisaris

Menurutnya, proyek ini akan memberi kontribusi signifikan, karena pada 2025 unit-unit baru ini belum berkontribusi penuh sepanjang tahun.

“Dengan kapasitas self-operated yang lebih besar dan segmentasi dengan margin tertinggi, PGEO akan meraih pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat, arus kas lebih stabil dari kontrak jangka panjang PLN, dan pemulihan pertumbuhan laba bersih setelah tekanan akuntansi di 2025,” ujar Abida kepada Kontan, Kamis (11/12/2025).

Sama halnya, Analis Ekuitas OCBC Sekuritas Devi Harjoto juga menyebut prospek PGEO ke depan akan disokong oleh dukungan ekspansi proyek baru. 




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×