kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi pabrik, kinerja Chandra Asri diprediksi akan membaik


Senin, 23 Juli 2018 / 13:47 WIB
Ekspansi pabrik, kinerja Chandra Asri diprediksi akan membaik
ILUSTRASI. Ujicoba Produksi Pabrik Petrokimia Butadiene Indonesia


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah rampungnya ekspansi pabrik yang dilakukan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) melalui anak usaha, yakni PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), kinerja TPIA diprediksi akan membaik.

Pasalnya ekspansi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik butadiene menjadi 137.000 ton per tahun, naik 37% dari kapasitas sebelumnya sebesar 100.000 ton per tahun.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, ekspansi ini patut diapresiasi oleh pelaku pasar karena ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Menurut dia, tantangan rupiah serta pergerakan harga minyak tentu akan berdampak kepada TPIA. Hampir semua emiten akan menghadapi tantangan ini terkait juga dengan bahan baku impor dan industri kimia beberapa bahan baku dipengaruhi oleh harga minyak serta tren rupiah.

“Tantangan eksternal tersebut menyebabkan kondisi keuangan kuartal pertama ada pengurangan laba bersih,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).

Berdasarkan laporan keuangan per kuartal I 2018, laba TPIA tergerus 31,8% menjadi US$ 73,40 juta. Di kuartal I-2017, laba Chandra Asri mencapai US$ 107,7 juta. Beban pokok pendapatan TPIA membengkak menjadi sebesar US$ 554 juta di kuartal I-2018. Sebelumnya, beban pokok pendapatan perusahaan ini adalah sebesar US$ 456 juta atau mengalami kenaikan sebesar 21,4%.

Biaya bahan baku meningkat menjadi sebesar US$ 392 juta di tahun 2018 dari sebelumnya sebesar US$354 juta, sehingga biaya produksi naik sebesar 11%. Pun, di kondisi tren pelemahan rupiah, justru penjualan ekspor turun dari US$ 206,45 juta di kuartal satu tahun lalu menjadi US$ 176,43 juta. “Dari sisi pergerakan saham belum menunjukan ada tanda tanda uptrend. Kalau dilihat weekly chart ini lebih cenderung koreksi tapi masih wajar,” ujar Nafan.

Berdasarkan data RTI, hingga perdagangan paruh I hari ini, saham TPIA turun 5,52% menjadi Rp 4.960 jika dilihat dalam rentang waktu seminggu terakhir.

Nafan melanjutkan, rekomendasi untuk TPIA bisa untuk trading jangka pendek dengan target harga sekitar Rp 5.100 sampe Rp 5.200. “Sentimen TPIA saat ini dari bahan baku impor, pergerakan minyak, serta dollar menguat dan harapannya ekspansi ini dapat meningkatkan penjualan,” ujar Nafan. Di sisi lain adanya kenaikan konsumsi domestik yang sejalan dengan kenaikan GDP Indonesia bisa jadi sentimen positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×