kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,55   3,24   0.36%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi stabil, ramai-ramai stock split


Selasa, 11 Juli 2017 / 22:59 WIB
Ekonomi stabil, ramai-ramai stock split


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Aksi korporasi pemecahan nilai saham atau stock split mulai ramai belakangan ini. Berdasarkan riset KONTAN, setidaknya ada empat emiten sekaligus yang mengumumkan rencana tersebut belum lama ini.

Terbaru, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) yang mengumumkan rencana stock split akhir pekan lalu, Jumat (7/11). Stock split akan dilakukan dengan menggunakan rasio 1:5. Namun, rencana ini perlu memperoleh persetujuan pemegang saham yang akan dilakukan pada akhir bulan ini.

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga mengumumkan rencana serupa. Stock split akan dilakukan dengan rasio 1:2.

Namun, manajemen memastikan jika stock split ini demi mengejar likuiditas, bukan untuk memenuhi syarat free float minimal 7,5%. "Karena free float, kami sudah lebih dulu memenuhinya," ujar Agus Salim Pangestu Direktur Utama BRPT kepada KONTAN pada kesempatan sebelumnya.

Rencana stock split BRPT sudah memperoleh persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 8 Juni 2017 lalu.

Cum date untuk stock split BRPT dijadwalkan pada 11 Juli 2017 dan ex date pada 12 Juli 2017, recording date pada 14 Juli 2017, serta trade date pada 12 Juli 2017.

PT Voksel Electric Tbk (VOKS) stock split dengan rasio 1:5. Transaksi dengan rasio baru sudah dilakukan mulai 6 Juli kemarin.

PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) juga sudah menggunakan rasio saham yang jelang akhir bulan lalu. Saat itu, MDIA stock split dengan rasio 1:10.

Ramainya aksi korporasi ini juga secara tak langsung merupakan efek dari stabilnya kondisi makro Indonesia.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji mengatakan, sentimen S&P masih menjadi yang paling signifikan dan memberikan efek yang luas. Dengan dinaikkannya rating Indonesia oleh lembaga survei tersebut, kondisi ekonomi jadi lebih stabil.

Stabilnya makro ekonomi berimbas pada pasar modal. "Iklim investasi di pasar modal menjadi lebih kondusif," ujar nafan kepada KONTAN, Selasa (11/7).

Kondusifnya iklim investasi dimanfaatkan oleh para peluang dengan sejumlah aksi korporasi, salah satunya stock split. Pasalnya, dengan stock split, sebuah saham bisa menjadi lebih likuid. Likuidnya saham bisa membuat emiten menjadi lebih mudah mencari sumber pendanaan baru melalui pasar modal di masa mendatang misalnya.

Bukan hanya bagi emiten, stock split tentunya juga memberikan keuntungan bagi para investor. Stock split perlu dilakukan jika harga saham dinilai sudah terlalu mahal. Apalagi, jika saham itu menjadi saham yang difavoritkan oleh para investor ritel.

Dengan harga saham yang lebih murah, akan semakin banyak investor ritel yang masuk ke saham tersebut. "Kebijakan stock split yang dijalankan emiten ini nanti bisa memberikan stimulus kenaikan transaksi," imbuh Nafan.

Namun, analis First Asia David Sutyanto menambahkan, ramainya aksi korporasi stock split juga tak lepas dari tenggat waktu free float minimal 7,5% yang hampir habis. Hal ini sejalan dengan agenda Bursa efek Indonesia (BEI) untuk terus meningkatkan likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×