CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom: Pembatasan BI bisa membuat rupiah melemah


Jumat, 10 April 2015 / 08:43 WIB
Ekonom: Pembatasan BI bisa membuat rupiah melemah
ILUSTRASI. Nonton Kimizero Episode 4 Subtitle Indonesia, Link Streaming Resmi Cek di Sini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Setelah menguat pada perdagangan kemarin, rupiah diperkirakan akan melemah hari ini.  Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel sekuritas memperkirakan rupiah berpotensi melemah menuju kisaran 12.900- 12.930 per dollar AS merespon perbaikan data konsumen di AS.

Sementara bursa asia menurut Lana kemungkinan masih melanjutkan penguatan didukung dengan indeks futurenya yang positif dalam tiga hari terakhir.

Adapun isu ekonomi yang mempengaruhi pergerakan pasar dari domestik menurut Lana adalah kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) untuk menertibkan penggunaan valas dalam traksaksi dalam negeri.

BI tertibkan transaksi yang menggunakan valuta asing melalui PBI No.17/3/PBI/2015 mulai 1 April dengan 6 jenis transaksi yang dikecualikan. Peraturan ini bertujuan untuk menstabilkan rupiah mengingat transaksi dengan menggunakan USD mencapai US$6 miliar per bulan.

Lana bilang, peraturan ini akan efektif jika rupiah bergerak dalam kondisi stabil. Sebaliknya, kebijakan ini malah bisa menambah beban inflasi jika kondisi rupiah berfluktuasi. "Karena pelaku usaha akan menggunakan kurs tertinggi yang pernah terjadi sebagai perhitungan biaya produksi untuk menghindari kerugian kurs." jelas Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (10/4).

Sementara dari eksternal ada data consumer comfort index AS mencatat kenaikan tertinggi pada minggu ke-1 April sebesar 47,9 sejak Mei 2007. Perbaikan sentimen ini didukung dengan meningkatnya keuangan konsumen (personal finance) yang juga naik ke level tertingginya sejak Oktober 2007.

Lana mengatakan indeks ini menjadi indikasi kembali meningkatnya keyakinan konsumen setelah dalam kuartal I 2015 melemah karena beberapa faktor seperti musim dingin yang ekstrim, penguatan dollar AS dan lambatnya pertumbuhan ekonomi global. Perbaikan ini menjadi indikasi menguatnya pasar tenaga kerja, upah dan potensi naiknya inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×