Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Mata uang garuda tengah terbang tinggi. Di pasar spot, Kamis (9/4), rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menguat 0,41% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 12.904. Rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,22% menjadi Rp 12.973.
Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, mengatakan, penguatan rupiah lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (9/4) menyatakan, masih ada perbedaan pendapat dari pejabat Bank Sentral AS (The Fed) terkait waktu kenaikan suku bunga.
Sebagian pejabat The Fed optimistis, kenaikan suku bunga dapat terlaksana bulan Juni. Sebagian lainnya beranggapan kondisi ekonomi AS belum stabil untuk menaikkan suku bunga. "Perbedaan pandangan pejabat The Fed memberikan sentimen positif bagi mata uang Garuda," ujar Rully. Rully menduga, rupiah berpeluang menguat lagi. Sebab, klaim pengangguran AS diprediksi naik.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menambahkan, data domestik seperti suksesnya lelang SUN dan aksi beli asing di bursa menjaga rupiah pada jalur penguatan. Hari ini, ia menebak rupiah bergerak netral dengan penguatan terbatas di Rp 12.825-Rp 13.040. Sementara Rully menduga di Rp 12.850- Rp 12.980.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News