Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menjadi satu-satunya emiten milik Grup Bakrie yang mampu konsisten meraih pertumbuhan kinerja keuangan.
Berdasarkan rilis resmi, Jumat (25/7), emiten minyak dan gas (migas) itu membukukan laba bersih US$ 27,29 juta di semester I 2014.
Perolehan itu lebih tinggi 127,19% dibandingkan Januari-Juni tahun lalu yang tercatat US$ 12,01 juta. Kenaikan laba ditopang oleh beberapa faktor terutama performa penjualan yang membaik juga efisiensi dalam hal beban keuangan.
Di paruh pertama 2014, ENRG meraup penjualan bersih US$ 413,38 juta, atau naik 10,36% dibandingkan periode sama 2013 yang US$ 374,59 juta. "Hal ini didorong oleh kenaikan volume produksi dan peningkatkan harga jual gas," kata Imam P. Agustino, Direktur Utama ENRG, Jumat (25/7).
Per Juni 2014, ENRG memang berhasil mendongkrak produksi minyak menjadi 13.032 barel per hari, dibandingkan periode sama tahun lalu yang 12.551 barel per hari. Pun demikian dengan produksi gas yang naik tipis menjadi 223 juta kaki kubik per hari dari semester I tahun lalu yang 221 juta kaki kubik per hari.
Harga jual baik gas maupun minyak yang diterima ENRG juga lebih baik dari tahun kemarin. ENRG menerima harga jual minyak US$ 97,82 per barel di semester I 2014, dibandingkan Januari-Juni 2013 yang US$ 97 per barel.
Sementara harga gas naik dari US$ 5,78 per juta kaki kubik menjadi US$ 5,93 per juta kaki kubik. Perbaikan dari sisi operasional didukung oleh efisiensi dalam hal beban keuangan ENRG.
"Beban keuangan Perusahaan telah berhasil diturunkan sebesar 30% pada semester pertama 2014 dari periode sama tahun lalu," imbuh Didit Ratam, Direktur Keuangan ENRG. Efisiensi ini merupakan buah dari strategi pembiayaan kembali (refinancing) utang berbunga tinggi yang dilakukan ENRG.
Pada Desember tahun lalu, ENRG meraih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 203 juta yang difasilitasi oleh Bank of America Merrill Lynch, Bank of India dan Intesa Sanpaolo SpA.
Fasilitas utang itu memiliki jangka waktu 5 tahun dengan suku bunga LIBOR +6% per tahun. Utang ini melengkapi fasilitas senilai US$ 90 juta yang diterima ENRG pada 5 Desember 2013 lalu.
Kreditur utang tersebut adalah Bank of New York Mellon cabang Singapura. ENRG menjaminkan seluruh saham di dua anak usaha, PT Tunas Harapan Perkasa dan PT Imbang Tata Alam untuk mendapatkan fasilitas 5 Desember.
Jaminan lain utang itu adalah hak tagih yang dimiliki anak ENRG dari hasil penjualan minyak dan gas (migas). Dana tersebut kemudian digunakan ENRG untuk membayar fasilitas senilai US$ 228,87 juta dari ND Owen yang diperoleh anak usaha, EMP International (BVI) Ltd. (EIBL) pada 20 Desember 2011.
Dana tersebut digunakan oleh EIBL untuk mengakuisisi 100% saham CNOOC ONWJ Ltd dari CNOOC Southeast Asia Limited. Per 30 September 2013, saldo utang ENRG kepada ND Owen tercatat US$ 233,94 juta. Jika ditambah utang, total refinancing tersebut mencapai US$ 265 juta.
Strategi refinancing itu memangkas tingkat bunga yang ditanggung ENRG hingga 14% per tahun atau sekitar US$ 28 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News