Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah mendapat restu dari pemegang saham, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) akhirnya mengubah haluan bisnis dari produsen berbasis non-woven menjadi perusahaan batubara. Perseroan pun melakukan perombakan manajamen.
Rennier Abdul Rachman Latief menduduki jabatan sebagai Komisaris Utama SIAP. Chandra Purwanto dan Erry Firmansyah, masing-masing menjadi Komisaris Independen SIAP yang baru. Lalu, Yuli Soedargo menjadi Direktur Independen. Sedangkan Direktur Utama, untuk sementara masih dijabat Onny Soendjaja.
Nama Rennier A.R. Latief dan Yuli Soedargo sangat akrab dengan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Rennier pernah menjadi pemegang saham sekaligus Direktur Utama ENRG. Sedangkan, Yuli pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan perusahaan minyak dan gas (mitas) milik Grup Bakrie tersebut.
Apakah bisnis baru SIAP terafiliasi dengan Grup Bakrie? Rennier menegaskan, sejak 2005, ia sudah tidak lagi menjalin bisnis dengan Keluarga Bakrie.
"Saya masih jadi temannya Pak Ical (Aburizal Bakrie), Nirwan (Bakrie), dan Indra (Bakrie), tapi dalam bisnis, kami sudah tidak ada kaitannya, perusahaan saya tidak ada Bakrie-nya, dan perusahaan Bakrie nya tidak ada saya-nya," jelasnya.
Maklum saja, setelah lama tidak terdengar, Rennier yang merupakan mantan petinggi PT Lapindo Brantas Inc ini kembali muncul melalui aksi backdoor listing RITS Ventures Limited melalui SIAP.
SIAP menerbitkan 23,4 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham. Dengan demikian, aksi korporasi ini bernilai Rp 4,68 triliun. Pemegang saham utama SIAP , PT Graha Sakti Cemerlang (GSC) dan PT Graha Sakti Prima (GSP) tidak akan mengeksekusi saham baru SIAP itu.
Seluruh dana rights issue, setelah dikurangi biaya administrasi digunakan untuk mengakuisisi saham RITS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News