kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dua Saham Ini Jadi Pilihan Utama OCBC Sekuritas di Tengah Sentimen Negatif Pasar


Selasa, 21 Maret 2023 / 19:16 WIB
Dua Saham Ini Jadi Pilihan Utama OCBC Sekuritas di Tengah Sentimen Negatif Pasar
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gempuran sentimen negatif yang menerjang pasar saat ini, Kepala Riset OCBC Sekuritas Indonesia Budi Rustanto masih memasang sikap bullish terhadap emiten berbasis komoditas emas dan nikel.

Sikap bullish ini tidak terlepas dari potensi naiknya harga emas saat resesi ekonomi mencuat. Pilihan emas sebagai safe haven cenderung meningkat di kala sentimen resesi menyerang.

Di sisi lain, prospek nikel didorong bukan hanya karena segmen industri baja anti karat atau stainless, tetapi juga dengan prospek pengembangan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). 

Untuk emiten emas, Budi memilih saham PT Aneka Tambang  Tbk (ANTM). Dia menilai, saham emiten pelat merah ini sudah mengalami koreksi yang dalam. Di sisi lain,  harga penjualan emas ANTM juga cenderung meningkat. 

Baca Juga: Investor Bisa Lirik Saham Sektor Consumer dan Ritel Jelang Ramadan

Sementara PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi emiten pilihan di sektor tambang Nikel.

Sementara untuk batubara, Budi menilai prospeknya akan cukup suram tahun ini. 

“Harus berhati-hati  terhadap batubara karena sedang trading down. Ke depan batubara juga akan tergantikan dengan energi baru terbarukan (EBT). Pada 2030 ekspansi PLTU akan dilarang, sementara pada 2060 zero carbon,” kata Budi dalam acara OCBC NISP Business Forum 2023, Selasa (21/3).

Secara umum, Budi memperkirakan pasar saham tanah air masih bisa bertumbuh saat ini,  sejalan dengan kenaikan gross domestic product (GDP). Dia memperkirakan, earning per share (EPS) IHSG  berpeluang tumbuh 10%-12% tahun ini.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Miliki DER Tinggi, Begini Rekomendasi Sahamnya

Sejumlah sentimen masih membayangi pasar saham. Misalkan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Budi menilai, sejak kasus Silicon Valley Bank (SVB), The Fed sudah menunjukkan penurunan sikap hawkish

“The Fed berhati-berhati, jika agresif dampaknya signifikan ke perbankan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×