kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dongkrak kinerja, ini rencana eksplorasi Energi Mega Persada (ENRG)


Jumat, 06 Desember 2019 / 20:15 WIB
Dongkrak kinerja, ini rencana eksplorasi Energi Mega Persada (ENRG)
ILUSTRASI. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) terus berupaya meningkatkan kinerja operasional.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

Tidak sampai di situ, ENRG juga berencana mengembangkan blok migas lainnya yang masih berada di Sumatera, yakni blok Tonga PSC yang berada di Sumatera Utara

Pada kuartal III 2019, produksi rata-rata harian yang dihasilkan oleh blok Tonga PSC sebanyak 221 barel minyak per hari.

Guna meningkatkan kapasitas, saat ini ENRG berencana melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi di lapangan Tonga Barat Daya dan Tenggara dengan target pada semester awal tahun 2020.

Sementara pada Blok Sangatta II CBM PSC yang merupakan blok gas metana batubara, ENRG telah mendapat perpanjangan periode eksplorasi sampai bulan April tahun 2022.

Baca Juga: Pendapatan turun, Energi Mega (ENRG) cetak laba bersih US$ 11,88 juta di kuartal III

Terakhir adalah blok migas milik ENRG yang terletak di Mozambik, Afrika, yakni blok Buzi. Hak partisipasi yang dimiliki ENRG sendiri adalah sebanyak 75%. Sedangkan 25%-nya dimiliki oleh BUMN Mozambik.

Saat ini, cadangan produk tidak terukur ada sekitar adalah sebesar 212 miliar kaki kubik gas. Sedangkan cadangan terbukti terukur dan terkira ada sebanyak 778 miliar kaki kubik gas.

Saat ini, ENRG sedang dalam proses pengeboran dua sumur appraisal di akhir tahun 2019 dan semester awal tahun 2020. Sementara proses drilling di blok ini akan dimulai pada minggu ketiga bulan Desember 2019.

Edoardus Ardianto Windoe, Chief Financial Officer dan Direktur Energi Mega Persada mengatakan, pengembangan Blok Buzi di Mozambik ini membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pengembangan ini meliputi pengembangan fasilitas hingga perjanjian jual beli gas. Sementara untuk proses pengeboran sendiri hanya membutuhkan waktu 6 bulan.

“Namun kami berharap bisa selesai kurang dari dua tahun,” ujar Edoardus di Jakarta, Jumat (6/12).

Baca Juga: Prospek Belum Cerah, Sektor Migas Harus Puas dengan Rekomendasi Netral

Edioardus mengatakan, selain tenaga kerja Mozambik nantinya blog Buzi ini juga akan memperkerjakan tenaga kerja asal Indonesia.

“Sesuai dengan aturan, kami juga harus memperkerjakan tenaga kerja lokal. Jadi, kombinasi antara Indonesia dengan Mozambik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×