kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   25,00   0,15%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Donald Trump Jadi Presiden AS, Cek Rekomendasi Saham Sektor Energi dan Tambang


Selasa, 21 Januari 2025 / 08:26 WIB
Donald Trump Jadi Presiden AS, Cek Rekomendasi Saham Sektor Energi dan Tambang
ILUSTRASI. IHSG Sentuh Zona Hijau-Layar monitor pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (03/12/2024). Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada Senin (20/1) siang waktu setempat dan dampaknya pada saham sektor energi dan tambang.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald Trump resmi telah dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1) siang waktu setempat atau Selasa (21/1) dini hari waktu Indonesia Barat.

Masa jabatan kedua Trump ini berpotensi ikut menyetir arah pasar dan harga komoditas global, termasuk energi dan tambang mineral.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, memperkirakan pelantikan Trump sebagai Presiden AS akan membawa dampak yang beragam pada masing-masing komoditas energi dan tambang. Sentimen dari kebijakan Trump pun akan diimbangi dengan katalis lainnya.

Rizkia menilai komoditas minyak dan gas (migas) berpeluang terpapar sentimen positif dengan langkah Trump yang cenderung mendukung kebijakan pro-industri. Tapi, sentimen tersebut kemungkinan hanya terjadi dalam jangka pendek hingga jangka menengah.

Baca Juga: Bursa Australia Naik Selasa (21/1), Ditopang Sektor Pertambangan dan Perbankan

Kebijakan Trump bisa mendorong produksi domestik, sehingga meningkatkan pasokan migas dari AS. Situasi ini nantinya dapat membatasi kenaikan harga harga karena berpotensi membuat kelebihan pasokan.

"Prospek migas juga akan tetap bergantung pada dinamika permintaan global dan kebijakan OPEC," kata Rizkia kepada Kontan.co.id, Senin (20/1).

Beralih ke komoditas batubara, Rizkia memprediksi dampak pelantikan Trump akan cenderung membawa outlook yang netral hingga positif. Berkaca dari masa jabatan sebelumnya, Trump cenderung mendukung industri batubara domestik.

Namun, dampak terhadap pasar batubara global kemungkinan atas terbatas, mengingat adanya dominasi pasar Asia seperti China, India, dan Asia Tenggara. Bergeser ke komoditas emas, Rizkia melihat peluang tekanan pada emas jika pelantikan Trump diiringi peralihan investor dari aset safe haven ke aset yang berisiko.

Baca Juga: Investor Fokus Pelantikan Trump, Rupiah Menguat Tipis di Perdagangan Senin (20/1)

Namun, ketidakpastian geopolitik maupun risiko resesi global yang masih membayangi tetap bisa mendukung prospek emas dalam jangka panjang. Sementara untuk komoditas logam industri, Rizkia memprediksi akan ada prospek yang positif.

Ekspektasi itu sejalan dengan kebijakan Trump yang mendorong sektor manufaktur. Hanya saja, dampaknya akan lebih terasa secara jangka menengah hingga panjang untuk komoditas logam industri seperti tembaga.

Sedangkan untuk prospek komoditas nikel masih akan ditentukan oleh pasar China dan pertumbuhan industri kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) global. Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan melihat komoditas logam dengan outlook yang netral.

Tekanan masih membayangi pada komoditas logam seperti nikel. Pasca kemenangan Trump, narasi pasar cenderung bergeser dari logam terkait EV dan energi terbarukan ke aset yang terkait bahan bakar fosil.

Baca Juga: Dolar AS Melemah akibat Indikasi Tarif Trump yang Lebih Terkendali

Selain itu, kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif dari Trump serta penguatan indeks dolar AS bisa menekan kinerja komoditas logam.

Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla menambahkan, pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS lebih berpotensi membawa katalis positif bagi komoditas berbasis energi fosil.

Apabila langkah ini menghambat transisi energi, maka komoditas terkait dengan industri energi terbarukan akan menghadapi tekanan.

"Sentimen ini kemungkinan akan bersifat jangka menengah hingga panjang, tergantung pada implementasi kebijakan Trump dan respons pasar terhadap perubahan regulasi serta dinamika perdagangan internasional," ungkap Thoriq.

Rekomendasi Saham

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas sepakat, pasar akan melihat lebih lanjut bagaimana realisasi kebijakan Trump setelah resmi kembali memimpin AS. Sukarno pun menaksir dampak secara jangka pendek tidak begitu signifikan karena cenderung sudah priced in. 

Dus, pelaku pasar bisa wait and see terlebih dulu sambil mencermati realisasi kebijakan Trump. Strategi lainnya, bisa memanfaatkan trading jangka pendek jika ada sinyal teknikal yang menarik dari saham energi dan tambang.

Sukarno menyarankan buy atau hold saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Kemudian, trading buy saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Baca Juga: BBCA dan GOTO Teratas, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing di Awal Pekan, Senin (20/1)

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengingatkan agar berhati-hati terhadap potensi gejolak jangka pendek pada harga komoditas maupun saham emiten terkait. Nico menyarankan agar pelaku pasar selektif, karena tidak semua komoditas akan terpapar sentimen dari pelantikan Trump.

Selain itu, perlu cermat melihat risiko dan peluang dari setiap kebijakan Trump. Nico mencontohkan apabila Trump melakukan pembatasan EV di AS, kemungkinan negara lain justru membuka pintu untuk meningkatkan intensitas industri EV, termasuk di Indonesia. 

Di tengah sentimen pelantikan Trump, Nico menyarankan untuk terlebih dulu memperhatikan saham berbasis migas. Nico melirik saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan ENRG.

 

Baca Juga: BBRI Diborong, BBCA Dilepas, Cek Saham Net Buy & Net Sell Terbesar Asing Senin (20/1)

Ryan dan Reggie menjagokan saham ESSA. Sedangkan untuk batubara, pelaku pasar disarankan memilih saham yang punya rekam jejak membagi dividen tinggi seperti AADI, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Thoriq menyarankan strategi swing trade dengan menyematkan rekomendasi buy pada saham MDKA dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Target harga masing-masing berada di level Rp 1.880 dan Rp 1.650 per saham.

Sementara Rizkia merekomendasikan buy saham AADI, ANTM dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga di Rp 11.800, Rp 1.900 dan Rp 4.290. Kemudian, trading buy ITMG untuk target harga Rp 29.750 per saham.

Selanjutnya: Respons Elon Musk Usai Ayahnya Sebut Perjalanan Kariernya Didanai Tambang Zamrud

Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Resto Ramen di Hong Kong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×