kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Cek Rekomendasi Saham Sektor Konsumen Non-Primer yang Layak Koleksi


Senin, 20 Januari 2025 / 06:51 WIB
Cek Rekomendasi Saham Sektor Konsumen Non-Primer yang Layak Koleksi
ILUSTRASI. Cek Rekomendasi Saham Sektor Konsumen Non-Primer Pilihan


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten sektor konsumen non primer (consumer cyclicals) akan didukung harapan daya beli masyarakat meningkat. Sektor yang memiliki sejumlah segmen seperti komponen otomotif, ritel, media, hingga pariwisata ini layak menjadi perhatian.

Berikut rekomendasi saham sektor consumer cyclycal dari berbagai analis. Simak ulasannya.

1.  PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) memproyeksikan SSSG yang lebih rendah dan telah menyesuaikan rencana ekspansi toko untuk MAPI, khususnya untuk toko-toko khusus (tidak termasuk MAPA). Sementara itu, segmen Food & Beverages (F&B) diperkirakan akan kembali normal pada tahun 2025 seiring meredanya dampak boikot.

MAPI telah menjadi saham dengan kinerja terburuk dalam cakupan BRIDS, sehingga menawarkan risiko penurunan yang terbatas. Pertumbuhan yang kuat di MAPA akan menguntungkan MAPI, dengan kinerja segmen F&B akan kembali normal pada tahun 2025.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 2.000

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam riset 6 Januari 2025

2. PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF)

GOLF memiliki dan mengelola lapangan golf berstandar kejuaraan internasional di Bali dan Sentul, bertujuan menjadi pemain perhotelan golf teratas di Indonesia. GOLF siap untuk memanfaatkan 250.000 wisatawan golf ke Indonesia per tahun ditambah dengan pengembangan properti yang sangat baik dapat mendorong pendapatan.

GOLF akan menikmati banyak potensi keuntungan dengan pendatang baru, didukung oleh pertumbuhan yang solid dalam pariwisata internasional Indonesia yang mencapai 14 juta pengunjung internasional pada tahun 2024, sebelum meningkat lebih lanjut menjadi 16 juta pada tahun 2025F terutama dengan Bali sebagai salah satu tujuan wisata utama dunia.

Emiten milik cucu mantan Presiden Soeharto ini diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan solid di 2025, terutama dari pengakuan penjualan residensial dari Joint Operation (JO) dengan TRIN di Sequoia Hills dan NKG Villa.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 250

Analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar dalam riset 7 Januari 2025

3. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

Mirae Asset mempertahankan proyeksi untuk SCMA berdasarkan hasil yang sejalan hingga kuartal ketiga 2024. SCMA diproyeksi mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,86 triliun dengan perkiraan laba bersih mencapai Rp 601 miliar pada 2024.

Potensi IPO platform Over The Top (OTT) SCMA, Vidio, di masa mendatang dapat memberikan katalis tambahan untuk meningkatkan harga saham SCMA. Hal itu mengingat kapitalisasi pasar SCMA sekitar Rp 10,2 triliun saat ini masih jauh lebih rendah daripada nilai IPO potensial Vidio dengan valuasi sekitar US$ 945 juta atau sekitar Rp 14,96 triliun.

Saat ini dengan 4,1 juta pelanggan, Vidio mengungguli pesaing seperti Viu dan Disney+ dalam jumlah pelanggan, tetapi tertinggal dari Netflix dalam jumlah pemirsa premium dan monetisasi. Pemirsa Vidio diharapkan tumbuh pesat seiring berkembangnya teknologi 5G yang mendorong aktivitas streaming, terutama selama musim seperti jadwal sepak bola Liga Primer dan acara olahraga besar lainnya.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 174

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli dalam riset 9 Desember 2024

 

4. PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY)

Berkantor pusat di Malaysia, Mr. DIY mengoperasikan lebih dari 2.000 toko di seluruh dunia dengan Indonesia sekarang menguasai 40% dari jaringan globalnya. Sejak masuk Indonesia pada tahun 2017, MR DIY dengan cepat memantapkan diri sebagai pemain utama di sektor ritel kebutuhan rumah tangga negara dengan pangsa pasarnya diperkirakan meningkat dari 5% pada tahun 2021 menjadi 25% saat ini, berdasarkan data Frost & Sullivan.

Dengan komitmen untuk membuka setidaknya 250 toko per tahun, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan jaringan toko MDIY akan mencapai hampir 1.500 toko pada tahun 2026. Selain perluasan toko, MR. DIY telah melihat pertumbuhan lalu lintas yang signifikan, dengan rata-rata 23 transaksi per jam per toko, naik dari hanya 9 transaksi per jam pada tahun 2021.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 2.500

Analis Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy dalam riset 19 Desember 2024

5. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)

Verdhana Sekuritas memangkas estimasi laba DRMA karena kemungkinan penjualan grosir segmen roda empat (4W) yang lesu pada 2024 dan kurangnya lisensi purnajual. Penurunan harga saham di sepanjang tahun telah menunjukkan hambatan tersebut.

Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun pemulihan bagi DRMA, karena pemerintah telah memperkenalkan paket stimulus untuk meningkatkan daya beli. Dalam dua tahun terakhir, DRMA telah menerima pesanan baru dari model-model baru seperti Toyota (7203 JP, Netral) Yaris Cross (4W), atau Stylus dalam segmen roda dua (2W) yang telah meningkatkan skala dan profitabilitasnya.

Selain itu, DRMA telah memanfaatkan keahlian manufaktur ke segmen non-otomotif khususnya produksi baterai. DRMA, melalui anak perusahaannya, telah membangun pabrik baru di Jababeka untuk memproduksi paket baterai.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 1.550

Analis Verdhana Sekuritas Jupriadi Tan dalam riset 25 Desember 2024

6.     PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES)

Bersamaan dengan pelepasan lisensi ACE Hardware, ACES meluncurkan merek baru bernama AZKO pada awal tahun 2025 untuk menghadirkan berbagai inovasi produk dan layanan yang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi hidup pelanggan di Indonesia.

Dalam jangka panjang, penghentian lisensi dengan ACE Hardware akan mengurangi beban operasional ACES dan berpotensi meningkatkan profitabilitas. Namun, dalam jangka pendek, beban iklan dan promosi ACES berpotensi meningkat seiring dengan diperkenalkannya merek baru.

ACES berencana untuk terus berekspansi guna menjangkau lebih banyak pelanggan. Rencana ekspansi ACES di tengah transisi ke merek baru dapat memperkuat kehadiran ACES di pasar dan berpotensi mendorong kinerja keuangan di masa mendatang.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target harga : Rp 955

Analis Phintraco Sekuritas Muhammad Heru Mustofa dalam riset 9 Januari 2025

Selanjutnya: Imigrasi Gelar Festival Imigrasi 2025, Layanan 1.075 Paspor hingga Immigration Run

Menarik Dibaca: Imigrasi Gelar Festival Imigrasi 2025, Layanan 1.075 Paspor hingga Immigration Run

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×