Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Mata uang Asia hari ini menguat lagi. Kali ini, penguatan dipimpin oleh dollar Taiwan dan won Korea Selatan. Keperkasaan mata uang Asia ini disebabkan adanya outlook pertumbuhan di kawasan regional yang diprediksi bisa menarik dana asing untuk masuk.
Dollar Taiwan menguat akibat prediksi adanya kenaikan ekspor dalam sembilan bulan terakhir. Sedangkan won Korea Selatan menguat karena adanya spekulasi kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan.
Sementara itu, dollar Singapura juga menguat ke level terkuat dalam dua tahun terakhir. Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong kemarin mengungkapkan, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura akan melesat 17,9% pada paruh pertama 2010.
"Sejumlah dana besar terus mengalir ke kawasan regional. Kondisi ini terus memperkuat posisi mata uang di Asia. Pada saat Anda membandingkan pertumbuhan ekonomi di Asia dengan kawasan lain di dunia, pasti Anda akan memilih berivestasi di Asia," jelas Hideki Hayashi, global economist Mizuho Securities Co di Tokyo.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Moneter NInternasional (IMF) pada 7 Juli lalu, negara-negara berkembang di Asia akan mengalami pertumbuhan 9,2% tahun ini. Sedangkan negara-negara maju hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,6%.
Catatan saja, pada pukul 11.10 waktu setempat, dolar Taiwan mengalami apresiasi 0,4% menjadi NT$ 31,698 versus dolar AS. Sementara itu, won menguat 0,3% menjadi 1.158,39. Dolar Singapura menguat 0,3% menjadi S$ 1,3470, yang merupakan level paling kuat sejak 16 Juli 2008.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News