Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Setelah menguat selama tiga hari terakhir, dollar kembali melemah terhadap euro. Kondisi ini terjadi setelah bursa di kawasan regional melonjak sehingga menurunkan permintaan akan si hijau.
Maklum saja, pagi ini, banyak sinyalemen positif yang datang dari Asia. Misalnya saja, Korea Selatan melaporkan adanya kenaikan pada surplus neraca perdagangan di September. Sementara itu, dollar Selandia Baru menguat setelah bank sentral mengatakan tingginya tingkat ekspor. Alhasil, mata uang AS melemah terhadap 15 dari 16 mata uang utama dunia.
"Rebound perekonomian dunia masih terus berlangsung sehingga investor berani mengambil risiko. Kondisi ini akan mendorong penjualan mata uang safe haven seperti dollar dan yen," papar Takashi Kudo, General Manager NTT SmartTrade Inc.
Pada pukul 11.57 waktu Tokyo, dollar melemah menjadi US$ 1,3811 per euro di Tokyo dari US$ 1,3769 di New York kemarin. Sementara, jika berhadapan dengan yen, dollar berada di posisi 81,63 yen dari 81,75 yen. Sedangkan euro ditransaksikan di posisi 112,74 dari 112,58.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
