kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Dolar Tertekan Kebijakan The Fed, Penguatan Rupiah Berpotensi Terbatas


Rabu, 03 Desember 2025 / 19:13 WIB
Diperbarui Rabu, 03 Desember 2025 / 19:14 WIB
Dolar Tertekan Kebijakan The Fed, Penguatan Rupiah Berpotensi Terbatas
ILUSTRASI. Indeks dolar AS melemah di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Analis Doo Financial Futures memproyeksikan dampaknya pada rupiah 2025-2026. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah pada perdagangan Rabu (3/12/2025), seiring ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Trading Economics, Rabu (3/12/2025) pukul 18.37 WIB, indeks dolar (DXY) tercatat turun 0,37% ke level 99,988 secara harian, dan sudah melemah 1,23% dalam sebulan terakhir.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai tekanan dolar AS masih akan berlanjut, namun ruang pelemahannya yang lebih besar kemungkinan terjadi tahun depan.

“Saat ini masih tertekan, namun pelemahan lebih lanjut yang lebih besar mungkin akan terjadi tahun depan, ketika The Fed mulai diisi oleh orang-orang dekat Trump,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga: Menanti Data Ekonomi AS, Begini Proyeksi Rupiah Kamis (4/12)

Menurutnya, pelemahan dolar tidak otomatis mengangkat rupiah signifikan. Sebab, Bank Indonesia (BI) cenderung menjaga stabilitas ketimbang membiarkan volatilitas dari penguatan maupun pelemahan besar.

Lukman juga memperkirakan BI akan memanfaatkan momentum pelemahan dolar untuk memangkas suku bunga sejalan dengan kebijakan longgar pemerintah.

Untuk ke depan, ia melihat pergerakan rupiah akan dipengaruhi ekspektasi suku bunga The Fed dan BI, yang banyak ditentukan oleh rilis data ekonomi utama seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tenaga kerja.

Baca Juga: Rupiah Melemah, OECD Soroti Ruang Pelonggaran BI

Selain itu, tensi geopolitik terutama di kawasan Asia yang melibatkan China, AS, dan sekutu juga menjadi faktor penting.

Sentimen sektor keuangan global pun berpotensi mempengaruhi nilai tukar. Lukman menyoroti volatilitas pasar ekuitas yang meningkat akibat kekhawatiran koreksi teknologi. “Sentimen di pasar ekuitas juga masih penuh ketidakpastian oleh kekhawatiran pecahnya gelembung AI,” ujarnya.

Dengan berbagai faktor tersebut, ia memperkirakan rupiah pada kuartal I-2026 akan bergerak dalam rentang Rp16.400–Rp16.800 per dolar AS.

Selanjutnya: Kinerja Diprediksi Makin Membaik, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (4/12) dari BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×