kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Dolar Melemah, Selera Risiko Meningkat, Harga Tembaga Naik


Jumat, 23 Mei 2025 / 19:33 WIB
Dolar Melemah, Selera Risiko Meningkat, Harga Tembaga Naik
ILUSTRASI. Harga tembaga dan logam dasar lainnya menguat pada perdagangan Jumat (23/5), didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya prospek permintaan global di tengah meredanya ketegangan dagang. REUTERS/Eliseo Fernandez 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga tembaga dan logam dasar lainnya menguat pada perdagangan Jumat (23/5), didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya prospek permintaan global di tengah meredanya ketegangan dagang.

Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat naik 0,8% menjadi US$ 9.573,50 per ton pada pukul 17.03 WIB.

Baca Juga: Freeport Indonesia Ungkap Produksi Katoda Tembaga Mulai Minggu ke-4 Bulan Juni 2025

Sejauh bulan ini, harga tembaga telah menguat sekitar 5%, didorong oleh kesepakatan gencatan senjata tarif selama 90 hari antara Amerika Serikat dan China yang dicapai awal bulan ini.

Kesepakatan tersebut menunda perang dagang serta berpotensi mencabut sebagian besar tarif impor yang diberlakukan sejak April.

“Kondisinya saat ini menunjukkan ekonomi AS masih tampil di atas ekspektasi, ketegangan dagang mulai mereda, dan data ekonomi terbaru dari China juga cukup solid,” kata Dan Smith, Managing Director Commodity Market Analytics. “

Semua ini mendorong meningkatnya selera risiko di pasar logam dasar untuk sementara waktu.”

Baca Juga: Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Naik 3,18% pada Periode Kedua Mei 2025

Dukungan tambahan datang dari melemahnya dolar AS yang diperkirakan mencatat penurunan mingguan pertamanya terhadap sejumlah mata uang dalam lima pekan terakhir.

Melemahnya dolar membuat logam yang dihargai dalam dolar lebih murah bagi pembeli dari negara lain.

Di sisi lain, penguatan yuan Tiongkok juga mendukung daya beli logam oleh konsumen utama dunia, yakni China.

Yuan onshore ditutup pada level terkuat sejak November dalam sesi perdagangan domestik.

Stok tembaga di gudang yang dipantau Shanghai Futures Exchange turun 9% menjadi 98.671 ton pekan ini.

Sementara itu, stok di gudang yang terdaftar di LME turun 8% menjadi 164.725 ton. Sebaliknya, persediaan di gudang milik COMEX justru naik 3% menjadi 174.607 ton.

Baca Juga: Rekor! Impor Konsentrat Tembaga China Tembus 3 Juta Ton dalam 3 Tahun Terakhir

Di sistem LME, selisih harga kontrak tembaga antara pengiriman tunai dan tiga bulan (spread) tetap berada dalam kondisi premi (backwardation), menandakan pasokan jangka pendek yang agak ketat akibat keluarnya stok dari gudang.

Premi tersebut terakhir berada di level US$ 16 per ton masih dalam level yang dianggap sehat dan tidak menunjukkan gejala krisis pasokan serius, terutama bila dibandingkan dengan level tertinggi US$ 49 yang terjadi awal Mei, menurut Smith.

Selain tembaga, logam dasar lainnya juga menguat. Aluminium naik 0,5% menjadi US$ 2.467,50 per ton. Zinc dan nikel masing-masing menguat 0,2% ke level US$ 2.701,50 dan US$ 15.525 per ton.

Sementara itu, harga timbal dan timah masing-masing naik 0,9% menjadi US$ 1.987 dan US$ 32.650 per ton.

Selanjutnya: Minat Perbankan Salurkan Kredit melalui Chanelling Belum Luntur

Menarik Dibaca: Grab Dukung Ratusan Womenpreneur Lewat Wanita Bisa Jadi Juragan 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×