Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Di tempat lain, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga sebesar 25 bps, namun Presiden ECB Christine Lagarde meredam ekspektasi akan adanya pemotongan lagi bulan depan. Kenaikan euro ini mendorong indeks dolar turun 0,2% menjadi 100,97.
Dolar memangkas kerugian setelah data menunjukkan sentimen konsumen AS membaik pada bulan September di tengah meredanya inflasi.
Pembacaan awal indeks sentimen konsumen dari Universitas Michigan berada di angka 69,0 bulan ini, dibandingkan dengan pembacaan akhir 67,9 pada Agustus.
Data ekonomi AS minggu ini mendukung kemungkinan pemotongan suku bunga 25-bps minggu depan, terutama setelah laporan inflasi konsumen yang menghapus harga pangan dan energi yang bergejolak, menunjukkan kenaikan lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Jumat (13/9), Brent ke US$72,71 dan WTI ke US$69,99
Namun, mantan Presiden The Fed Bank of New York Bill Dudley menambah spekulasi pemotongan 50-bps pada hari Jumat, dengan mengatakan ada alasan kuat untuk pemotongan sebesar itu. Dudley berpendapat suku bunga saat ini 150-200 basis poin di atas tingkat netral untuk ekonomi AS, di mana kebijakan tidak bersifat restriktif maupun akomodatif.
"Kenapa tidak mulai saja?" katanya.
Euro "sedang mengincar US$1,11 lagi setelah dukungan gabungan dari ECB yang tidak terlalu dovish dan meningkatnya spekulasi dovish pada The Fed," kata Francesco Pesole, Currency Strategist di ING.
Poundsterling naik tipis 0,2% menjadi US$1,3147, mendekati level tertingginya dalam sepekan. Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 5% minggu depan setelah memulai pelonggaran dengan pemotongan 25-bps pada bulan Agustus.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Lebih Tinggi, di Tengah Prediksi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Dolar turun 0,4% terhadap franc Swiss menjadi 0,8480 franc. Investor juga menantikan keputusan suku bunga Bank of Japan (BOJ) pada hari Jumat depan, di mana diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 0,25%.
Anggota dewan BOJ Naoki Tamura mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral harus menaikkan suku bunga setidaknya menjadi 1% paling cepat pada paruh kedua tahun fiskal berikutnya, tetapi menambahkan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News