Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama sepekan. Pergerakan ini terdorong oleh sentimen positif data ekonomi yang dalam tren positif.
Pada hari ini (9/9) kurs rupiah Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dolar Rate) ditutup di level Rp 14.846 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 0,36% dari level Rp 14.900 per dolar AS di Jumat lalu.
Senada, kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,44% dalam sepekan terakhir dari Rp 14.896 per dolar AS menjadi Rp 14.830 per dolar AS.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,39% ke Rp 14.846 Per Dolar AS Pada Jumat (9/9)
Analis DCFX Futures Lukman Leong menjelaskan, pergerakan rupiah cukup fluktuatif minggu ini. "Utamanya dipengaruhi oleh pergerakan indeks dolar AS," ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (9/9).
Selain itu, lanjut Lukman, faktor internal mendukung penguatan rupiah. Tiga data ekonomi Indonesia yang dirilis minggu ini, dimulai dengan cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan ritel, semuanya lebih bagus dari perkiraan.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana membenarkan bahwa pergerakan rupiah masih fluktuatif. Hal ini lantaran adanya pengaruh Federal Reserve (The Fed) yang mengumumkan gelaran rapat kebijakan pada 20-21 September 2022 mendatang. Peluang kenaikan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 75 basis points (bps) meningkat menjadi 82%.
"Ini mendorong ekspektasi market terhadap The Fed naik lagi," kata Fikri. Ekspektasi pasar ini diprediksi masih akan berlanjut sebelum agenda Rapat The Fed dilangsungkan dua pekan mendatang.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,48% ke Rp 14.901 Per Dolar AS Pada Perdagangan Jumat (9/9)
Menurut Fikri, rupiah masih ada risiko pelemahan antara Rp 14.500 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS. Kendati demikian, Fikri menilai rupiah bakal terjadi fluktuatif cenderung menguat terbatas ditopang data ekonomi domestik yang positif.
Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan kembali mendapatkan dukungan dari surplus neraca dagang. Dari sisi eksternal, dolar AS masih akan tetap berpengaruh terbesar pada pergerakan rupiah.
"Dengan pelaku pasar mengantisipasi data inflasi AS bulan Agustus, pada umumnya saya melihat rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas," imbuh Lukman.
Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.475 per dolar AS-Rp 14.950 per dolar AS di pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News