Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) turun pada hari Rabu (29/11) pagi ke level terendah lebih dua bulan terhadap yen. Selain itu, dolar AS merosot mendekati level terendahnya selama tiga bulan di hadapan mata uang utama lainnya.
Dolar AS tertekan meningkatknya ekspektasi bahwa The Fed dapat mulai menurunkan suku bunga pada awal tahun depan.
Melansir Reuters, greenback jatuh ke 147,02 yen dan mendorong euro kembali di atas US$1,10 hingga perdagangan terakhir di US$1,10025.
Baca Juga: Rupiah Berpeluang Menguat, Intip Prediksi Untuk Rabu (29/11)
Terhadap sekeranjang mata uang lainnya, greenback merosot ke level terendah lebih dari tiga bulan di 102,60. Indeks dolar menuju penurunan hampir 4% untuk bulan November, kinerja bulanan terburuk dalam setahun.
Setelah Gubernur The Fed Christopher Waller - seorang yang dikenal hawkish dan berpengaruh di bank sentral - pada hari Selasa mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.
"Dia relatif hawkish, secara historis, jadi jika sikapnya berubah menjadi sedikit lebih dovish, ini semacam mengatakan bahwa mungkin konsensus umum dari anggota dewan adalah bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan bahkan mungkin bisa dipotong tahun depan," kata Kyle Rodda, senior analis pasar keuangan di Capital.com.
Harga pasar saat ini menunjukkan peluang 40% bahwa the Fed dapat mulai melonggarkan kebijakan moneter paling cepat pada bulan Maret mendatang, dibandingkan dengan peluang sekitar 22% sehari yang lalu, menurut CME FedWatch tool.
Baca Juga: Harga Emas Melesat Terkatrol Pelemahan Dolar AS
"Kami menjadi kurang konstruktif terhadap prospek dolar AS, karena kemajuan dalam mengurangi inflasi AS menunjukkan bahwa risikonya condong ke arah pelonggaran The Fed yang lebih cepat daripada yang lebih lambat," kata para ekonom di Wells Fargo dalam sebuah catatan.
"Terlepas dari ketahanan ekonomi AS, hal ini akan mengurangi kenaikan greenback dalam jangka pendek."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News