Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tergerus oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan AS lebih tinggi dan untuk periode waktu yang lebih panjang.
Mengutip Bloomberg, Kamis (15/9) di pasar spot mata uang yen melemah 0,22% ke ¥ 143,39 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, imbal hasil Treasury Note AS yang lebih tinggi memukul nilai tukar yen, setelah imbal hasil US Treasury 10-tahun naik ke level tertinggi.
"Laporan inflasi (CPI) AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan pada hari Selasa menunjukkan, bahwa Fed belum akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya, yang akan memperluas perbedaan antara Fed dan BOJ dan menjaga tekanan ke bawah pada yen," tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/9).
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat ke Rp 14.895 per Dolar AS, Kamis (15/9) Pagi
Sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan yen dalam menghadapi kenaikan dolar berasal dari kebijakan bank sentral. Jika tidak ada perubahan kebijakan Bank of Japan, kemungkinan yen akan tetap melemah.
"Yen tetap dalam jalur melemah, namun sementara kan tertahan di kisaran puncak Agustus 147,7 dan akhir tahun kemungkinan akan berada di kisaran 150," ujar Sutopo.
Sutopo mengatakan dolar tetap di jalur penguatan. Data inflasi AS meningkatkan prospek kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps pada September ini. Kenaikan Fed Funds Rate ini akan berpengaruh pada mata uang emerging markets.
Selain memegang safe haven dolar, Sutopo menyarankan investor untuk memegang mata uang france Swiss karena fluktuasi harga lebih stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
