kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,35   -3,67   -0.41%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS melonjak lalu tumbang, apa ada valas yang aman?


Senin, 30 Maret 2020 / 13:38 WIB
Dolar AS melonjak lalu tumbang, apa ada valas yang aman?
ILUSTRASI. Salah satu safe haven yang diuntungkan adalah dolar Amerika Serikat (AS) yang dua pekan lalu melesat.


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Kans poundsterling untuk menjadi pesaing dolar AS pun tak terlalu besar. Analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat kondisi fundamental poundsterling yang relatif terguncang menjadi sebabnya. Penyebaran virus corona yang terus meningkat di Inggris berpotensi untuk melemahkan GBP ke depan.

Tak hanya dibayangi oleh virus corona, Inggris juga dihadapkan permasalahan akibat Brexit. Adanya perdebatan antara Inggris dan Uni Eropa dalam upaya penanganan virus corona berpotensi menghambat langkah pencegahan. Sehingga pemulihan ekonominya juga tertunda. “Selain virus corona, Brexit berpotensi untuk kembali menekan poundsterling,” kata Faisyal.

Faisyal melihat kondisi mata uang euro pun tak jauh berbeda dari poundsterling. Meski sempat menguat setelah adanya wacana untuk menerbitkan obligasi bersama kawasan Uni Eropa, euro berbalik arah kembali. Pasalnya, rencana itu ditentang oleh beberapa negara Uni Eropa seperti Jerman, Belanda dan Austria.

Baca Juga: Pemerintah tarik pinjaman luar negeri US$ 1,15 miliar pada Februari 2020

Penolakan itu mengacu pada kondisi negara Eropa lainnya seperti Italia, Portugal, dan Spanyol yang memiliki tingkat utang yang tinggi. Faisyal mengatakan euro berpotensi untuk kembali melemah di waktu yang akan datang.

Karena belum ada kekompakan antara negara-negara yang tergabung di Uni Eropa dalam mengatasi virus corona. “Ditambah lagi, belum ada gebrakan besar dari Europe Central Bank (ECB) sejauh ini,” kata Faisyal.

Senada, Alwy menilai euro saat ini memiliki kondisi yang cukup buruk. Pemicunya adalah jumlah korban meninggal akibat virus corona di Eropa yang terbilang tinggi, terutama Italia dan Spanyol.

Baca Juga: Bursa Asia turun meski berbagai stimulus diluncurkan

Kendati demikian, Alwy memperkirakan euro dan poundsterling akan banyak diburu investor. Pasalnya, kedua mata uang tersebut dalam posisi yang cukup rendah sehingga memicu investor untuk membeli. Stimulus AS yang berlaku akan menjadi angin segar bagi euro dan poundsterling untuk kembali menguat.

Melihat kondisi itu, Alwy menghitung nilai euro terhadap rupiah pekan depan akan bergerak di rentang Rp 17.624–Rp 18.500 per euro. Untuk poundsterling, Alwy menghitung akan bergerak di rentang Rp 19.707–Rp 20.500 per poundsterling.

Sementara Sutopo menghitung nilai yen Jepang terhadap rupiah ke depan akan bergerak di rentang Rp 147,50–Rp 150,00 per yen Jepang. Untuk dolar Australia, Sutopo menghitung akan bergerak di rentang Rp 9.700–Rp  10.000 per dolar Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×