kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS Melemah, Harga Emas Beranjak Menguat Dekati Level US$ 1.900 Per Ons Troi


Kamis, 12 Oktober 2023 / 13:45 WIB
Dolar AS Melemah, Harga Emas Beranjak Menguat Dekati Level US$ 1.900 Per Ons Troi
ILUSTRASI. harga emas spot dan emas berjangka sama-sama menguat dan mendekati level US$ 1.900 per ons troi pada perdagangan Kamis (12/10) siang


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia memperlihatkan tren kenaikan yang signifikan, terutama di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, secara fundamental emas tampaknya siap untuk kembali menjadi aset pilihan safe haven.

Kamis (12/10) pukul 13.30 WIB, harga emas berjangka yang paling aktif di Comex New York untuk kontrak pengiriman Desember 2023 naik 0,25% ke US$ 1.892,1 per ons troi.

Hal ini membuatnya hanya berjarak kurang dari US$ 10 menuju level psikologis penting di US$ 1.900. Harga emas Comex terakhir kali mencapai level tersebut pada 27 September 2023.

Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian besar trader daripada emas berjangka juga tercatat naik 0,29% ke US$ 1.879,79 per ons pada waktu yang sama.

Menurut Andrew, kenaikan harga emas seiring dengan melemahnya indeks dolar AS yang turun dari puncak sebelas bulan yang dicapai pekan lalu. Selain itu, yield obligasi pemerintah AS 10 tahun turun dari level tertinggi yang terakhir terlihat pada tahun 2007.

Baca Juga: Harga Emas Terkatrol Perang Israel vs Hamas

Fischer menjelaskan, turunnya yield obligasi global terus mendorong reli harga emas.

"Emas mengalami arus masuk dalam situasi ketidakpastian mengenai sejauh mana gejolak pasar yang akan timbul akibat perang antara Israel-Hamas, serta ketika Federal Reserve berusaha untuk meredakan ketegangan ekonomi," ungkap Andrew dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/10).

Andrew juga mencatat, dalam sebulan terakhir, emas berhasil pulih sekitar 40% dari penurunan harganya. Ia optimistis bahwa momentum bullish emas kemungkinan akan tetap ada hingga harga mendekati level US$ 1.896 per ons troi.

"Jika Wall Street yakin bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan pengetatan lebih lanjut pada tahun 2024 tidak terjadi, emas bisa menguat kembali di atas level US$ 1.920," tambahnya.

Selain faktor-faktor fundamental, analisis teknikal juga mendukung tren kenaikan harga emas. Prediksi harga emas saat ini dipengaruhi oleh ketegangan antara Palestina dan Israel yang masih menjadi fokus perhatian.

Selain itu, penurunan yield obligasi global terus mendorong kenaikan harga emas. Hasil dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bersifat datar, tanpa adanya pergerakan signifikan yang cenderung membuat harga emas tetap dalam tren kenaikan.

Baca Juga: Harga Minyak Turun 3 Hari Beruntun Setelah Lonjakan Awal Pekan

Selain itu, berita mengenai indeks inflasi AS (CPI) yang diperkirakan akan cenderung menahan kenaikan inflasi di malam ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kenaikan harga emas. Secara keseluruhan, berdasarkan analisis teknikal, harga emas diperkirakan akan tetap dalam tren kenaikan yang kuat dalam waktu dekat.

Dengan kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian dan potensi perang di Timur Tengah, serta dengan kondisi ekonomi global yang terus berubah, harga emas tampaknya masih menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari perlindungan dalam aset safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×